KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Sejarah ini dengan baik dan
tepat waktu.
Tugas ini kami buat
untuk memberikan penjelasan Tentang Konflik Di Afrika. Semoga
Makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi lebih
luas lagi.
Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun Makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Atas perhatian dan
waktunya, kami sampaikan terima kasih.
Paninggahan,
20 Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konflik Kongo
2.2 Konflik Sudan
2.3 Konflik Somalia
2.4 Konflik Afrika
Tengah
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setelah berakhirnya
Perang Dunia konflik baru semakin mengemuka. Konflik yang sering terjadi tidak
lagi merupakan konflik antar negara melainkan konflik yang terjadi dalam suatu
wilayah negara yang berbentuk konflik bersenjata, perang saudara, gerakan separatis,
dan peperangan domestik lainnya. Konflik-konflik tersebut merupakan suatu
ancaman besar terhadap stabilitas dan perdamaian. Sejarah sendiri telah
membuktikan bahwa perang telah mengakibatkan banyaknya korban jiwa yang
berjatuhan.
Walaupun
konflik-konflik tersebut mempunyai masalah di tingkat internal, akan tetapi
konflik tersebut bisa menyebar hingga jauh keluar perbatasan geografisnya
sendiri. Karena saling ketergantungan antar negara semakin besar dengan begitu
masyarakat dunia telah menyadari betapa pentingnya menciptakan suatu kerjasama
internasional yang dapat menjamin perdamaian di dunia.
Peperangan pun
telah lama terjadi di wilayah Afrika. Setelah negaranegara di Afrika lepas dari
jajahan negara-negara Eropa, negara-negara di Afrika jatuh kepada para pemimpin
yang diktator. Konflik di negara-negara Afrika pun sulit untuk dicarikan solusi
menuju kepada suatu perdamaian. Negara-negara di Afrika yang kental dengan
konflik yaitu antara lain Rwanda, Kongo, Nigeria, Sudan, Kenya, dan juga
Somalia yang sudah menelan korban jiwa yang cukup mengenaskan.
Konflik di Afrika
masih terus bergejolak hingga kini, Afrika merupakan wilayah yang tidak lepas
dari keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan akibat dari konflik yang terus-menerus
melanda. Begitu juga yang terjadi di negara Somalia, sebagai sebuah negara yang
sering dilanda konflik Somalia tidak lepas dari kekerasan, kekacauan, dan juga
Somalia merupakan negara dengan jumlah pengungsi yang besar. Somalia
terus-menerus dilanda konflik sejak tahun 1991 saat pemerintahan Siad Barre
yang otoriter jatuh dan sejak saat itu belum ada pemerintahan yang
sungguh-sungguh dapat mengatur Somalia dengan baik. Republik Demokratik Somalia
adalah sebuah negara yang terletak di sebelah timur Afrika, di Samudera Hindia
dan Teluk Aden. Negara ini berbatasan dengan Djibouti, Ethiopia dan Kenya.
Keseluruhan populasi Somalia diperkirakan sekitar 6.000.000 jiwa.
1.2
Rumusan Masalah
a) Bagaimana Konflik
Kongo ?
b) Bagaimana Konflik
Sudan ?
c) Bagaimana Konflik
Somalia ?
d) Bagaimana Konflik
Afrika Tengah ?
1.3
Tujuan Penulisan
a) Kita Dapat
Mengetahui Konflik Kongo.
b) Kita Dapat
Mengetahui Konflik Sudan.
c) Kita Dapat
Mengetahui Konflik Somalia.
d) Kita Dapat
Mengetahui Konflik Afrika Tengah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konflik Kongo
A.
Sebab / Latar Belakang
ü Mobutu telah mengeksploitasi sumber kekayaan
negeri Zaire selama 30 tahun dan hasilnya hanya di nikmati oleh segelintir elit
dan rezim yang berkuasa.
ü Muncullah kekecewaan dan ketidakpuasan dari
rakyat terhadap rezim Mobutu yang korup di tambah dengan kondisi ekonomi Zaire
yang hancur.
B. Pihak Yang Terlibat
ü Mobutu Sese Seko (Presiden Kongo)
ü Laurent – Desire Kabila (Presiden Zaire)
C. Jalan Konflik
Pada Dekade 90-an,
Muncullah kekecewaan dan ketidakpuasan dari rakyat terhadap rezim Mobutu yang
korup di tambah dengan kondisi ekonomi Zaire yang hancur. Ketidakpuasan
tersebut melahirkan sikap berontak dari pihak – pihak oposisi, salah satunya
adalah pemberontakan Popular Revolutionary Party (PRK : Partai Revolusioner
Pupuler) di bawah pimpinan Laurent – Desire Kabila. PRP kemudian bergabung
dengan kelompok pemberontak dan milisi suku Tustsi yang anti – Mobutu dan
membentuk aliansi baru bernama Alliance des
Forces Democratiques pour la Liberation du Congo – Zaire (AFDL – CZ :
Aliansi Pasukan Demokratik untuk Pembebasan Kongo – Zaire). AFDL ini juga
mendapatkan dukungan pasukan tentara dari negeri Angola, Burundi, Rwanda,
Uganda untuk menumbangkan Rezim Mobutu.
Perang tak
Terhindarkan antara pasukan gabungan AFDL dengan pemerintahan Zaire. Konflik
Kongo ini secara garis besar terbagi menjadi dua periode, yaitu Perang Kongo I
dan Perang Kongo II.
D. Waktu
ü Kongo I (1996 – 1997)
ü Kongo II (1996 – 1997)
E. Upaya Penyelesaian
Perang yang
berlarut – larut dan tidak jelas akhirnya menemui jalan buntu. Pihak – pihak
yang terlibat perang sepakat untuk berunding pada Juni 1999 di Lusaka, Zambia.
Negara yang mengikuti Perundingan (RDK, Angola, Namibia, Zimbabwe, Rwanda dan
Uganda) Kemudia sepakat untuk mengakhiri konflik senjata. meskipun demikian,
baku tembak dalam skala kecil masih terus terjadi antara milisi Pro-Kabila
melawan milisi Anti-Kabila.
F. Akhir Konflik
Pihak – pihak yang
terlibat perang sepakat untuk berunding pada Juni 1999 di Lusaka, Zambia.
Negara yang mengikuti Perundingan (RDK, Angola, Namibia, Zimbabwe, Rwanda dan
Uganda) Kemudia sepakat untuk mengakhiri konflik senjata. meskipun demikian,
baku tembak dalam skala kecil masih terus terjadi antara milisi Pro-Kabila
melawan milisi Anti-Kabila.
2.2 Konflik Sudan
A.
Sebab / Latar Belakang
ü Pembangunan dan tingkat pendidikan di Sudan
Selatan juga relatif rendah dengan Sudan bagian Utara. Hal inilah yang membuat
wilayah Sudan Selatan kurang maju dan tertinggal.
ü Awal konflik di picu oleh Keputusan Presiden
Nimeiry pada tahun 1983 yang mengumumkan akan menjalankan hukum islam sebagai
peraturan nasional dan berlaku untuk seluruh wilayah Sudan.
B. Pihak Yang Terlibat
ü Jhon Garang de Mabior Pemimpin Sudan People’s Liberation Army ( SPLA :
Tentara Pembebasan Rakyat Sudan)
ü Nameiry (Presiden Sudan)
C. Jalan Konflik
Konflik mulai
muncul antara pemerintah Sudan pusat utara dengan para kelompok bersenjata dari
sudan selatan yang menginginkan keadilan. Kelompok bersenjata tersebut bernama Sudan People’s Liberation Army ( SPLA :
Tentara Pembebasan Rakyat Sudan) dan di Pimpin oleh Jhon Garang de Mabior. Awal
konflik di picu oleh Keputusan Presiden Nimeiry pada tahun 1983 yang
mengumumkan akan menjalankan hukum islam sebagai peraturan nasional dan berlaku
untuk seluruh wilayah Sudan. hal ini membuat kelompok SPLA mengangkat senjata
dan menuduh presiden Nameiry memicu perpecahan etnis di Sudan.
Konflik dan
Pertempuran antara pemerintah Sudan dan SPLA terus berlansung hingga memasuki
tahun 90-an. Pemerintah Sudan mendapat Suplai persenjataan dari Uni Soviet dan
selanjutnya mendapatkan suplai persenjataan baru dari China. sementara SPLA
mengandalkan suplai persenjataan dari Israel dan dari negara tetangga Sudan di
selatan seperti Uganda, Ethiopia, dan Eritrea bahkan Amerika.
D. Waktu
Konflik dan
Pertempuran antara pemerintah Sudan dan SPLA terus berlansung hingga memasuki
tahun 90-an.
E. Upaya Penyelesaian
Terlepas dari
semakin kompleknya perang di Sudan, Upaya untuk mencapai kesepakatan damai
terus di lakukan dari berbagai pihak. Tepatnya pada Januari 2002, di Putuskan
untuk melakukan gencatan senjata antara pemerintahan Sudan dengan SPLA dan
untuk selanjutnya di lakukan perundingan Damai bersama. Perjanjian damai pun
tercapai pada tahun 2005 di Nairobi, Kenya, Afrika Timur. Pada Januari 2011
diadakan referendum yang menghasilkan keputusan kemerdekaan bafi Sudan Selatan
Salva Kiir Mayardit sebagai Presidennya.
F. Akhir Konflik
Meskipun antara
Sudan Utara dan Sudan Selatan telah melakukan perdamaian, namun Sudan masih di
banyangi oleh beragam konflik dan perang sipil akibat beragam perbedaan,
Ketidakpuasan dengan pemerintah, maupun adanya motif kepentingan asing yang
ingin mengambil keuntungan dari kekayaan alam Sudan.
2.3 Konflik Somalia
A.
Sebab / Latar Belakang
ü Keragaman suku yang tinggal di Somalia tidak
di imbangi dengan persatuan dan keharmonisan.
ü Perbedaan dan keragaman suku di Somalia
cenderung manjadi penyebab munculnya konflik dan perang sipil.
Ketidakharmonisan ini antara lain di sebabkan oleh perebutan kekuasaan ,
Pasokan air, dan derah yang memiliki sumber daya alam.
ü Kondisi Domestik Somalia juga semakin
memburuk akibat merosotnya perekonomian negara dan semakin jenuhnya rakyat
terhadap gaya pemerintahan otoriter rezim Barre.
B. Pihak Yang Terlibat
ü Muhammad Siad Barre (Presiden Somalia)
C. Jalan Konflik
Konflik di Somalia
sudah berlansung sejak 1988 dan berkembang menjadi perang sipil pada tahun 1991
yang bahkan masih berlansung hingga sekarang. Konflik yang berujung perang
sipil di Somalia ini dapat dikatakan sangat rumit dan kompleks karena banyaknya
pihak yang terlibat perang dengan kepentingan masing – masing.
Kepemimpinan Barre
ini kemudian memunculkan kelompok – kelompok pemberontak yang berusaha
mengulingkannya, beberapa kelompok pemberontak yang menentang rezim Barre di
antaranya :
1)
Somali Salvation Democratic Front ( SSDF : Front Demokratik Keselamatan
Somalia)
2)
Somali National Movement (SNM : Gerakan Nasional Somalia)
3)
Somali Patriot Movement ( SPM : Gerakan Patriot Somalia)
4)
United Somali Congress (USC : Dewan Somalia Bersatu)
Perang
antarsempalan negara dan kelompok – kelompok militer tersebut diperparah dengan
keterlibatan negara yang menerjunkan pasukan untuk menangkal peperangan yang
merembet ke negaranya di antaranya adalah negara Kenya dan Negara Ethiopia yang
beraliansi dengan TFG. Pasukan perdamaian PBB maupun pasukan perdamaian yang di
bentuk Afrika yang di sebut An African
Union Mission in Somali (AMISOM) pun belum mampu menyelesaikan perang sipil
yang terjadi di Somalia. sedangkan korban terus berjatuhan akibat perang,
kelaparan dan penyakit akibat buruknya kondisi di Somalia.
D. Waktu
Konflik di Somalia
sudah berlansung sejak 1988 dan berkembang menjadi perang sipil pada tahun 1991
yang bahkan masih berlansung hingga sekarang.
E. Upaya Penyelesaian
Perang
antarsempalan negara dan kelompok – kelompok militer tersebut diperparah dengan
keterlibatan negara yang menerjunkan pasukan untuk menangkal peperangan yang
merembet ke negaranya di antaranya adalah negara Kenya dan Negara Ethiopia yang
beraliansi dengan TFG. Pasukan perdamaian PBB maupun pasukan perdamaian yang di
bentuk Afrika yang di sebut An African
Union Mission in Somali (AMISOM) pun belum mampu menyelesaikan perang sipil
yang terjadi di Somalia. sedangkan korban terus berjatuhan akibat perang,
kelaparan dan penyakit akibat buruknya kondisi di Somalia.
F. Akhir Konflik
Pasukan perdamaian
PBB maupun pasukan perdamaian yang di bentuk Afrika yang di sebut An African
Union Mission in Somali (AMISOM) pun belum mampu menyelesaikan perang sipil
yang terjadi di Somalia. sedangkan korban terus berjatuhan akibat perang,
kelaparan dan penyakit akibat buruknya kondisi di Somalia.belum ada titik
temunya.
2.4 Konflik Afrika Tengah
A.
Sebab / Latar Belakang
ü Naiknya Bozize menjadi penguasa Afrika
Tengah, memunculkan respon ketidakpuasan dan pemberontakan dari kelompok –
kelompok kontra Pemerintah tersebut, juga di latarbelakangi atas ketidakpuasan
mareka atas isu praktik Korupsi, Kolusi, dan nepotisme (KKN) serta tindakan
Eksploitasi tembang berlian di Afrika Tengah untuk kepentingan Bozize sendiri.
ü Aksi Pemberontakan kelompok tersebut,
kemudian di repons oleh rezim Bozize dengan mengerahkan pasukan militer dan
meletuslah “Perang Belukar Afrika Tengah”.
B. Pihak Yang Terlibat
ü Farancois Bozize (Presiden Afrika Tengah)
ü Para kelompok kontra pemerintah UFDR, etnis
Guola, CPJP
C. Jalan Konflik
Beberapa Kelompok
yang melakukan pemberontakan terhadap rezim Bozize di antaranya adalah Unions
des Forces Democratiques pour le Rassemblement (UFDR : Persatuan Pasukan
Perdamaian Untuk Kesatuan) yang berasal dari Etnis Ronga dan Convention Of
Patriots for Justice and Peace (CPJP : Konvensi Patriot Untuk Keadilan Dan
Perdamaian Yang Berasal Dari Etnis Goula).
Perang Belukar
akhirnya berhenti pada tahun 2007 dengan perjanjian damai di kota Birao antara
pihak pemerintah Afrika dengan pemberontak, Dalam perjanjian damai tersebut,
disepakati bahwa persenjataan pemberontak harus di serahkan ke pemerintah dan
bekas pasukan pemberontak akan di lebur menjadi tentara resmi negara Afrika
Tengah. Namun pemerintah dianggap telah mengingkari Point kesepakatan
perjanjian damai yang tidak kunjung melakukan penrekrutan bekas pasukan
pemberontak menjadi tentara Afrika Tengah.
D. Waktu
Seleka memulai aksi
pemberontakannya sejak Desember 2012 dengan berturut – turut menyerang dan
menguasai kota – kota strategis di Afrika Selatan. sejak 2003 berlansung sampai
sekarang.
E. Upaya Penyelesaian
Perjanjian damai
ditandatangani di Libreville, Gabon denngan point penting bahwa pasukan Seleka
harus di rekrut menjadi tentara Afrika Tengah dan Presiden Bozize harus
mengundurkan diri dari presiden Afrika Tengah, Serta segera diadakannya pemilu
legislatif baru. setelah perjanjian damai berhasil di wujudkan, muncul konflik
kembali dari internal Seleka untuk memutuskan pemimpin baru bagi Afrika Tengah.
F. Akhir Konflik
Hingga saat ini pun
negara Afrika Tengah masih di landa konflik akibat perebutan kekuasaan dan
SARA. berlansung sampai sekarang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Benua Afrika
merupakan benua terbesar kedua setelah Benua Asia dengan total luas wilayah
kurang lebih 30.244.050 km2 . Luas Wilayah Afrika berbentang dari
tanjung Blanc, Tunisia di bagian utara hingga di tanjung Agulhas, Afrika
Selatan di bagian selatan. Luas wilayah tersebut juga diimbangi dengan jumlah penduduk
di afrika yang mencapai Lima Ratusan Juta jiwa. di tanah Afrika yang luas, juga
menyimpan beragam kekayaan alam dan tambang yang sangat besar. Namun Luas
Wilayah, Banyaknya jumlah penduduk, serta melimpahnya kekayaan di bumi afrika
tidak diimbangi dengan kemakmuran dan kesejahteraan.Afrika Cenderung rawan
dengan adanya konflik. bahkan sebagian besar negara – negara di afrika masih
bergejolak hingga saat ini .
Negara ini juga
memiliki populasi pengungsi terbesar di seluruh dunia. Kelompok etnis di negara
ini mencakup Somalia (98%) dan Arab serta Asia (2%). Bahasa yang banyak
digunakan adalah bahasa Arab dan Somalia (keduanya bahasa resmi), Inggris juga
Itali. Islam (Sunni) adalah agama utama. Tingkat baca tulis diperkirakan
sekitar 40%. Pemerintah negara ini pada tahun 1990 berbentuk republik.
Berdasarkan konstitusi tahun 1979, presiden dinominasikan oleh Komite Pusat
Partai Sosialis Revolusioner Somalia (Central Committee of the Somali
Revolutionary Socialist Partay) dan dipilih oleh Sidang Rakyat (People’s
Assembly) untuk masa jabatan enam tahun. Sidang ini dinominasikan oleh partai
dan dipilih oleh suara terbanyak untuk masa jabatan lima tahun, dan enam
anggota yang ditunjuk oleh presiden.
Pengadilan terdiri
dari pengadilan distrik, pengadilan regional, mahkamah banding dan mahkamah
agung. Otoritas secara de facto berada di tangan pemerintah yang tidak diakui,
yaitu Somali Land, Punt Land, serta gembong militan kecil (klan) yang saling
bermusuhan dan ketiganya memimpin pemerintahan oposisi. Terjadi gonta-ganti
rezim, mulai dari junta militer, berkuasanya Ziad Barre yang otoriter, sampai
perebutan pengaruh oleh berbagai klan. Sejak ditumbangkannya pemerintahan
Mohammed Siad Barre, Somalia terus dilanda konflik. Somalia tidak pernah
memiliki pemerintahan yang fungsional.
Somalia kerap
diasosiasikan dengan kekerasan, konflik, kekacauan, dan kemiskinan. Beberapa
kekuatan asing baik regional maupun internasional memberikan pengaruh secara
politis di Somalia, namun tidak ada yang berhasil. Beberapa kali pemerintahan
transisi telah dibentuk namun gagal semua, karena tidak didukung oleh penduduk
Somalia sendiri walaupun telah didanai oleh lembaga internasional. Somalia
adalah tanah strategis, yang merupakan kunci regional. Di samping memiliki
sumber daya alam, seperti minyak, gas dan uranium, pantai Somalia mencakup Laut
Merah sebagai jalur transportasi maritim internasional yang penting.
3.2
Saran
Penulis menyadari
bahwa hasil makalah ini belum lengkap
dan masih jauh dari pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu
dan literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan
kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang membangun yang bisa melengkapi makalah ini di masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cetak Sejarah Kelas XII Kurikulum 2013
1 comment:
Numpang promo ya Admin^^
ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
dengan minimal deposit hanya 20.000
add Whatshapp : +85515373217 ^_~
Post a Comment