KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Sejarah ini dengan baik dan
tepat waktu.
Tugas ini kami buat
untuk memberikan penjelasan Tentang Konflik Di Eropa. Semoga Makalah
yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas
lagi.
Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun Makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Atas perhatian dan
waktunya, kami sampaikan terima kasih.
Paninggahan,
1 Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sebab Terjadi /
Latar Belakang Konflik Di Eropa
2.2 Pihak yang
Terlibat Konflik Di Eropa
2.3 Waktu dan
Tempat Konflik Di Eropa
2.4 Jalan Konflik
Di
Eropa
2.5 Upaya
Penyelesaian Terjadi Konflik Di Eropa
2.6 Akhir Konflik
Di Eropa
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Eropa merupakan
salah satu dari tujuh benua yang memiliki populasi sangat padat dan terdiri
dari beragam Etnik. Eropa memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan
sejarah dunia. Benua Eropa merupakan tempat lahir dan berkembangnya peradaban
barat. Sejak Zaman yunani Kuno, telah lahir berbagai ide – ide politik,
penemuan ilmiah, seni dan filosofi, serta agama dari eropa yang kemudia
menyebar ke segala penjuru dunia. Peradaban di Australia, Kanada, Selandia
Baru, Amerika Serikat, dan negara – negara Amerika Latin sebagian besar di
kembangkan dari peradaban Eropa.
Eropa jika di lihat
dari sisi sejarahnya, maka akan terlihat beragam tonggak sejarah munculnya peristiwa
– peristiwa besar yang mempengaruhi kehidupan dunia, seperti dominasi kekuatan
Yunani – Romawi, Lahirnya Renaissance, munculnya revolusi industri dan
terjadinya perang dunia I dan Perang Dunia II, bahkan setelah era perang dingin
berakhir , masih sering terjadi konflik yang berkembang di eropa yang
mengakibatkan korban jiwa dan hancurnya infrastruktur suatu negara.
Benua Eropa terdiri
dari berbagai negara – negara yang memiliki unsur keragaman Etnik,latar
belakang sejarah, dan sumber daya. berdasarkan latar belakang sejarah, Eropa
merupakan kawasan yang sering terjadi perebutan
pengaruh kekuasaan dan kawasan. hal itu dapat di ketahui dengan melihat
sejarah peradaban awal eropa hingga memasuki abad ke – 20.
Konflik antara
Negara-negara Eropa Timur dan Barat sudah merebak diseluruh dunia seperti
konflik Bosnia-Harzekovina, Konflik Ukraina, Serta Konflik Armenia. Konflik
yang tidak pernah ada habisnya yang selalu dilatar belakangi oleh Amerika dan
Uni-Soviet (Rusia) akibat dari Perang Dunia II yang telah menempatkan Amerika
dan Uni-Soviet (Rusia) untuk saling.
Oleh karena itu,
untuk mencapai tujuannya, Amerika dan Uni-Soviet (Rusia) berusaha untuk
membentuk Negara-negara boneka yang mereka manfaatkan untuk kepentingan
mereka.Bukan hanya karena itu, namun konfik-konflik itu juga dilatar belakangi
oleh pertikaian antara kaum Nasrani/Kristen dengan kaum muslimin yang pada
akhirnya berujung pada penindasan dan pembantaian Kaum Nasrani/Kristen pada
kaum muslimin.
Berdasarkan hasil
penelitian, yang memicu terjadinya konflik-konflik antara Negara-negara Timur
dan Barat adalah munculnya keegoisan serta keinginan untuk menguasai seluruh
wilayah dari beberapa pihak yang bersangkutan. Dengan melihat kondisi yang
telah dipaparkan tersebut, penyusun merasa prihatin. Oleh karena itu penyusun
merasa terdorong untuk menyusun karya tulis ini dengan tema Konflik Negara
Timur dan Barat (Bosnia-Harzekovina, Ukrania, Armenia).
1.2
Rumusan Masalah
a) Apa Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik Di
Eropa ?
b) Siapa Saja Pihak yang Terlibat Konflik Di
Eropa ?
c) Kapan Waktu dan Tempat Konflik Di Eropa ?
d) Bagaimana Jalan Konflik Di Eropa ?
e) Apa Saja Upaya Penyelesaian Terjadi Konflik
Di Eropa ?
f) Bagaimana Akhir Konflik Di Eropa ?
1.3
Tujuan Penulisan
a) Kita Dapat Mengetahui Sebab Terjadi / Latar
Belakang Konflik Di Eropa.
b) Kita Dapat Mengetahui Pihak yang Terlibat
Konflik Di Eropa.
c) Kita Dapat Mengetahui Waktu dan Tempat
Konflik Di Eropa.
d) Kita Dapat Mengetahui Jalan Konflik Di Eropa.
e) Kita Dapat Mengetahui Upaya Penyelesaian
Terjadi Konflik Di Eropa.
f) Kita Dapat Mengetahui Akhir Konflik Di Eropa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik
Di Eropa
A.
Konflik Bosnia dan Herzegovina
ü Sejak meninggalnya presiden Tito pada tahun
1980, negara – negara bagian Yugoslavia mulai terpecah dan menuntut kemerdekaan
salah satunya adalah wilayah Bosnia Tersebut.
ü Kemerdekaan Bosnia ini di boikot oleh etnik
serbia. kemerdekaan ini juga tidak dianggap sah karena pemerintah Yugoslavia
menolaknya.
B.
Konflik Nagorno – Karabakh
ü Uni Soviet menjadikan dua wilayah tersebut
sebagai negara federasi dan memutuskan wilayah Nagorno – Karabakh masuk sebagai
wilayah resmi dari Azerbaijan. Namun konflik memperebutkan wilayah Nagorno –
Karabakh Muncul ketika Mikhail Gorbachev kala menjadi presiden uni soviet pada
tahun 1985 mengeluarkan kebijakan Glasnot
dan Perestroika.
ü Salah satu kebijakan tersebut Glasnot, memuat adanya kebebasan masing
– masing wilayah uni soviet untuk menentukan masa depannya sendiri. Armenia dan
Azerbaijan pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara yang berdaulat.
C.
Konflik di Ukraina
ü Pada tahun 2010, Ukraina dipimpin oleh
presiden Viktor Yanukovych merupakan pemimpin Ukraina yang memiliki basis
pendukung terbesar dari penduduk Ukraina Timur dan Selatan. Kebijakan –
kebijakan politik yang di buatnya pun cenderung condong ke Rusia dan
menguntungkan Rusia.
ü Rakyat Ukraina menuntut agar pemerintah
Ukraina bergabung dalam kerja sama dagang dengan uni eropa, rakyat menganggap
bahwa kerja sama dengan uni eropa akan lebih memajukan ukraina dari pada harus
bekerja sama dengan Rusia. namun pada akhir tahun 2013 , Presiden Yanukovych
membatalkan kesepakatan dagang antara Ukraina dengan Uni Soviet dengan alasan
mendapatkan tekanan dari Rusia.
2.2
Pihak yang Terlibat Konflik Di Eropa
A.
Konflik Bosnia dan Herzegovina
ü Jozeph Broz Tito (Presiden Yugoslavia)
ü Slobodan Milosevic (Presiden Serbia)
B.
Konflik Nagorno – Karabakh
ü Mikhail Gorbachev (Presiden Uni Soviet)
C.
Konflik di Ukraina
ü Viktor Yanukovych (Presiden Ukraina)
2.3
Waktu dan Tempat Konflik Di Eropa
A.
Konflik Bosnia dan Herzegovina
Pada Tahun 1992 Pasukan
Militer Yugoslavia yang di bantu oleh milisi – milisi Serbia memulai invasinya
ke ibukota Sarajevo di Bosnia.
B.
Konflik Nagorno – Karabakh
Secara garis besar,
perang tersebut terbagi ke dalam dua fase, yaitu Fase I (1988 – 1991) dan Fase
II (1992 – 1994).
C.
Konflik di Ukraina
Pada 15 April tahun
2014 , Ultimatum dari pemerintah Ukraina untuk membatalkan deklarasi tidak
diindahkan oleh milisi di Ukraina timur. Pemerintah Ukraina akhirnya
mengirimkan pasukannya ke Ukraina Timur untuk menundukkan kaum separatis yang
di pimpin oleh milisi Pro Rusia.
2.4
Jalan Konflik Di Eropa
A.
Konflik Bosnia dan Herzegovina
Bosnia dan
Herzegovina atau cukup di sebut Bosnia merupakan sebuah negara republik di
semenanjung balkan. Negara Bosnia di diami oleh tiga kelompok etnik utama yaitu
etnik Bosniak, Serbia/Serb, dan Kroasia/Kroat. Negara Bosnia merupakan bekas
wilayah dari negara besar Yugoslavia yang di pimpin oleh Jozeph Broz Tito. Sejak
meninggalnya presiden Tito pada tahun 1980, negara – negara bagian Yugoslavia
mulai terpecah dan menuntut kemerdekaan salah satunya adalah wilayah Bosnia
Tersebut.
Pada Bulan Maret
1992, Bosnia menyatakan kemerdekaan melalui referendum yang di ikuti oleh etnik
bosniak, Etnik Kroasia dan pendukung kemerdekaan bosnia yang di susul oleh Amerika Serikat.
Namun kemerdekaan Bosnia ini di boikot oleh etnik serbia . kemerdekaan ini juga
tidak dianggap sah karena pemerintah Yugoslavia menolaknya.
Penolakan ini atas
dasar pemikiran Slobodan Milosevic yang ingin menyatukan kembali wilayah –
wilayah Yugoslavia sepeninggalan Tito. Slobodan Milosevic merupakan golongan
Etnik Serbia yang berhaluan Ultrasionalis yang telah terpilih menjadi presiden
negara bagian Serbia. Ia memiliki ambisi untuk mengubah Yugoslavia menjadi
“Serbia Raya”, sebuah negara yang penduduknya hanya diisi oleh etnis Serbia.
Penolakan atas
tuntutan kemerdekaan Bosnia juga di respon oleh pemerintah Yugoslavia dengan
mempersenjatai orang – orang serbia berserta para milisi yang tinggal di Bosnia
untuk menguasai sepenuhnya tanah Bosnia. Perang antar etnik Bosnia – Kroasia
melawan Serbia pun akhirnya tidak dapat di hindari.
Pasukan Militer
Yugoslavia yang di bantu oleh milisi – milisi Serbia memulai invasinya ke
ibukota Sarajevo di Bosnia. Pasukan Serbia unggul dalam hal persenjataan dan
pasukan, sehingga mereka sukses menduduki area di sekitar Sarajevo. di wilayah
– wilayah penaklukan pasukan serbia inilah, terjadi pembunuhan, penyiksaan,
hingga pemerkosaan terhadap warga Bosnia dan Kroasia.
Pada Mei 1992, PBB
akhirnya turun tangan dan menjatuhnkan sanksi dan embargo internasional
terhadap Yugoslavia. PBB juga membentuk Pasukan perdamaian dengan Bosnia
(UNPROFOR). pada bulan April 1993, NATO di bawah pengawasan PBB juga menerapkan
Zona larangan terbang di atas wilayah Yugoslavia. Selanjutnya PBB mengumumkan
pendirian “Zona Aman PBB” yang tidak boleh di masuki pasukan bersenjata dan
sebagai wilayah penampungan bagi Sipil Bosnia. Zona aman PBB tersebut meliputi
wilayah Sarajevo, Srebrenica, Gorazde, Tuzle, Zepa, dan Bohac.
Sanksi Embargo
terhadap Yugoslavia membuat situasi negara Yugoslavia mengalami Krisis ekonomi.
Pasukan Serbia dibawah perintah Yugoslavia, kemudia menarget penyerangan
terhadap zona aman PBB. Pasukan serbia berhasil menaklukan dua wilayah yang
termasuk zona aman PBB yaitu wilayah Tuzla dan Srebrenica. pembantaian kembali
di lakukan oleh pasukan Serbia terhadap etnik Bosnia dan Kroasia di Srenrenica.
Aksi penyerangan
dan pembantaian yang di lakukan pasukan etnis Serbia di zona – zona aman PBB
membuat PBB dan NATO geram. Sejak bulan Agutus 1995, pasukan PBB dan NATO melakukan
operasi militer gabungan untuk menghancurkan basis – basis militer pasukan
Serbia di Bosnia. Berbagai wilayah Serbia dan ibukota Beogard pun juga menjadi
sasaran pasukan PBB – NATO untuk melumpuhkan pasukan Serbia. Slobodan Milosevic
selaku pemimpin dari pasukan Etnis Serbia menyatakan menyerah dan bersedia
mengikuti perundingan damai.
Tanggal 14 Desember
1995, pihak Serbia dan Bosnia – Kroasia melakukan perundingan di bawah
pengawasan PBB dan mencapai kesepakatan perdamaian yang di sebut Perjanjian
Dayton. Perjanjian Dayton di tandatangani oleh Presiden Serbia Slobodan
Milosevic, Presiden Bosnia Alija Izetbegovic, dan pemimpin Kroasia Franjo
Tudjman setelah melewati tiga pekan Negoisasi.
B.
Konflik Nagorno – Karabakh
Nagorno – Karabakh
merupakan wilayah di kawasan pegunungan Kaukasus yang di apit oleh Laut Hitam
dan Laut Kaspia. Nagorno – Karabakh menjadi wilayah yang di persengketakan oleh
Negara Armenia dan negara Azaerbaijan. Nagorno – Karabakh terletak di wilayah
strategis karena merupakan jalur darat yang menghubungkan kawasan timur tengah
dengan Eropa timur. Tanah dari pengunungan Kaukasus juga menyimpan kekayaan
barang tambang, salah satunya minyak bumi.
Secara Geografis,
wilayah Nagorno – Karabakh terletak di wilayah Azerbaijan,namun komposisi
penduduknya di dominasi oleh etnis Armenia. wilayah Armenia dan Azerbaijan
pernah jadi daerah kekuasaan Uni Soviet . Uni Soviet menjadikan dua wilayah
tersebut sebagai negara federasi dan memutuskan wilayah Nagorno – Karabakh
masuk sebagai wilayah resmi dari Azerbaijan. Namun konflik memperebutkan
wilayah Nagorno – Karabakh Muncul ketika Mikhail Gorbachev kala menjadi
presiden uni soviet pada tahun 1985 mengeluarkan kebijakan Glasnot dan Perestroika. salah satu kebijakan tersebut Glasnot, memuat adanya kebebasan masing
– masing wilayah uni soviet untuk menentukan masa depannya sendiri. Armenia dan
Azerbaijan pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara yang berdaulat.
Akibatnya muncul
perang perebutan wilayah Nagorno – Karabakh antara negara Armenia dan
Azerbaijan. secara garis besar, perang tersebut terbagi ke dalam dua fase,
yaitu fase I (1988 – 1991) dan fase II (1992 – 1994).
1.
Fase I (1988 – 1991)
Fase I di sebut
juga sebagai fase konflik antar Etnis. fase I ini di tandai dengan konflik
tertutup antara Etnis Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno – Karabakh.
pada fase I ini, negara – negara tersebut masih merupakan bagian dari Uni
Soviet. namun setelah muncul kebijakan Glasnost,
Sengketa atas Nagorno – Karabakh pun kemudian berubah menjadi konflik terbuka
antar Etnis. Konflik pada fase I ini cenderung masih berupa kontak senjata yang
intensitas dan ruang lingkupnya masih terbatas.
2.
Fase II (1992 – 1994)
Fase II di sebut
juga sebagai fase konflik antarnegara. Konflik ini bermula ketika Uni Soviet
runtuh dan wilatah Armenia dan Azerbaijan menjadi negara berdaulat. dampak dari
kemerdekaan dua negara ini adalah Munculnya saling Klaim atas hak wilayah
Nagorno – Karabakh. Armenia menganggap Nagorno – Karabakh sebagai bagian dari
wilayahnya karena wilayah tersebut di huni oleh mayoritas Etnis Armenia.
sedangkan Azerbaijan tetap mengklaim Nagorno – Karabakh sebagai bagian resmi
dari wilayahnya seperti saat masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Fase II merupakan
perang terbuka antarnegara karena masing – masing pihak mulai menerjunkan
pasukan militer dan persenjataan beratnya. perang akhirnya berakhir pada tahun
1994 dengan kemenangan kubu etnis Armenia, Namun persengketaan atas status
Nagorno – Karabakh tetap berlanjut hingga sekarang karena belum mencapai titik
temu atas solusi yang baik bagi kedua negara.
C.
Konflik di Ukraina
Ukraina merupakan
salah satu negara bekas pecahan Uni Soviet yang berada di kawasan eropa Timur.
penduduk Ukraina terbagi ke dalam dua kelompok etnis utama yaitu kelompok etnis
ukraina yang populasinya terkonsentrasi di Ukraina Barat dan utara, erta
kelompok Etnis Rusia yang populasinya terkonsentrasi di Ukraina Timur dan
Selatan.
Pada tahun 2010,
Ukraina dipimpin oleh presiden Viktor Yanukovych merupakan pemimpin Ukraina
yang memiliki basis pendukung terbesar dari penduduk Ukraina Timur dan Selatan.
Kebijakan – kebijakan politik yang di buatnya pun cenderung condong ke Rusia
dan menguntungkan Rusia.
Rakyat Ukraina
menuntut agar pemerintah Ukraina bergabung dalam kerja sama dagang dengan uni
eropa, rakyat menganggap bahwa kerja sama dengan uni eropa akan lebih memajukan
ukraina dari pada harus bekerja sama dengan Rusia. namun pada akhir tahun 2013
, Presiden Yanukovych membatalkan kesepakatan dagang antara Ukraina dengan Uni
Soviet dengan alasan mendapatkan tekanan dari Rusia. Pembatalan ini menimbulkan
kekacauan dan mendapatkan kecaman dari rakyat. Rakyat Ukraina kemudian
melakukan demontrasi memprotes keputusan presiden yanukovych di Ibukota Kiev.
Parlemen Ukraina akhirnya memutuskan untuk mengabulkan tuntutan para demonstran
dan melengserkan Yanukovych pada bulan februari 2014.
Lengsernya presiden
yang pro rusia ini di anggap oleh rusia sebagai ancaman kepentingan ekonomi dan
keamanan negaranya karena Ukraina tentu akan ikut terlibat dan berhubungan
dengan NATO. kekacauan di ibukota terus menjalar hingga ke Crimea, Ukraina
selatan yang di huni oleh mayoritas penduduk pro rusia.
Di Crimea inilah
terdapat pangkalan militer rusia dan para milisi yang pro rusia. pada maret
2014 sejumlah milisi pro rusia menyendera gedung pemerintahan setempat dan
mengelar referendum secara sepihak yang di menangkan milisi Pro Rusia.
Sejumlah Milisi Pro
Rusia yang berada di provinsi Donetsk dan Luhansk (wilayah ukraina timur yang
berbatasan dengan rusia) melancarkan aksi serupa dengan menduduki gedung –
gedung pemerintahan setempat. para milisi yang berhasil menduduki gedung
pemerintah ini, kemudian Mendeklerasikan negara Republik Rakyat Donetsk (di
provinsi Donetsk) dan republik Rakyat Luhansk (di provinsi Luhansk). Deklarasi
kemerdekaan ini lansung mendapatkan tanggapan penolakan dari pemerintah pusat
Ukraina. Ukraina menyerukan ancaman akan menurunkan pasukan ke Ukraina timur
jika kedua provinsi tersebut tidak mau membatalkan deklelarinya.
Hingga 15 April,
Ultimatum dari pemerintah Ukraina untuk membatalkan deklarasi tidak diindahkan
oleh milisi di Ukraina timur. Pemerintah Ukraina akhirnya mengirimkan
pasukannya ke Ukraina Timur untuk menundukkan kaum separatis yang di pimpin
oleh milisi Pro Rusia. Penyerangan ke Ukraina Timur ini sekaligus mengawali
perang saudara di Ukraina, yang juga di sebut Perang Donbass.
Perang Donbass
menjadi perang besar antara kubu Ukraina dengan milisi dari pihak separatis
yang di dukung oleh rusia. Wilayah Ukraina Timur Khususnya daerah Donetsk dan
Luhansk menjadi medan tempur . Hingga Akhir bulan september 2014, jumlah korban
tewas akibat perang Donbass di laporkan sudah menembus angka 3.500 jiwa lebih.
perang tersebut juga membuat lebih dari 1 juta penduduk Ukraina Timur
menggungsi. Sementara itu, perang ini juga membuat hubungan antara Rusia dan
negara – negara barat Pro Ukraina menegang, dan berakibat pada saling
manjatuhkan sanksi ekonomi.
2.5
Upaya Penyelesaian Terjadi Konflik Di Eropa
A.
Konflik Bosnia dan Herzegovina
Tanggal 14 Desember 1995, pihak Serbia dan
Bosnia – Kroasia melakukan perundingan di bawah pengawasan PBB dan mencapai
kesepakatan perdamaian yang di sebut Perjanjian Dayton. Perjanjian Dayton di
tandatangani oleh Presiden Serbia Slobodan Milosevic, Presiden Bosnia Alija Izetbegovic,
dan pemimpin Kroasia Franjo Tudjman setelah melewati tiga pekan Negoisasi.
B.
Konflik Nagorno – Karabakh
Perang akhirnya
berakhir pada tahun 1994 dengan kemenangan kubu etnis Armenia, Namun
persengketaan atas status Nagorno – Karabakh tetap berlanjut hingga sekarang
karena belum mencapai titik temu atas solusi yang baik bagi kedua negara.
C.
Konflik di Ukraina
Wilayah Ukraina
Timur Khususnya daerah Donetsk dan Luhansk menjadi medan tempur . Hingga Akhir
bulan september 2014, jumlah korban tewas akibat perang Donbass di laporkan
sudah menembus angka 3.500 jiwa lebih. perang tersebut juga membuat lebih dari
1 juta penduduk Ukraina Timur menggungsi. Sementara itu, perang ini juga
membuat hubungan antara Rusia dan negara – negara barat Pro Ukraina menegang,
dan berakibat pada saling manjatuhkan sanksi ekonomi
2.6
Akhir Konflik Di Eropa
A. Konflik Bosnia dan Herzegovina
Pihak Serbia dan
Bosnia – Kroasia melakukan perundingan di bawah pengawasan PBB dan mencapai
kesepakatan perdamaian yang di sebut Perjanjian Dayton. Perjanjian Dayton di
tandatangani oleh Presiden Serbia Slobodan Milosevic, Presiden Bosnia Alija
Izetbegovic, dan pemimpin Kroasia Franjo Tudjman setelah melewati tiga pekan
Negoisasi.
B. Konflik Nagorno – Karabakh
Persengketaan atas
status Nagorno – Karabakh tetap berlanjut hingga sekarang karena belum mencapai
titik temu atas solusi yang baik bagi kedua negara.
C. Konflik di Ukraina
Perang tersebut
juga membuat lebih dari 1 juta penduduk Ukraina Timur menggungsi. Sementara
itu, perang ini juga membuat hubungan antara Rusia dan negara – negara barat
Pro Ukraina menegang, dan berakibat pada saling manjatuhkan sanksi ekonomi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Konflik etnis yang
terjadi di Eropa Timur Dan Eropa Barat merupakan hasil dari prasangka antar
etnis, dan benturan berbagai kepentingan. Konflik yang berawal dari perang saudara
ini kemudian meluas menjadi konflik bersenjata internasional, dan melibatkan
berbagai pihak. Konflik ini mengarah pada genosida, dengan indikasi adanya
usaha yang dilakukan oleh pihak Serbia untuk menghapuskan etnis Bosnia yang
mayoritas Muslim, dan mencegah terbentuknya negara Islam Bosnia.
Konflik juga
terjadi karena adanya prasangka antar etnis, dan hubungan yang dibangun lebih
berdasarkan pada unsur kepentingan ketimbang persaudaraan dan keyakinan sebagai
suatu bangsa. Superioritas etnis jelas terlihat ketika etnis non muslim yang
jadi mayoritas di Eropa, berusaha menghapuskan minoritas Muslim yang
terkonsentrasi di Bosnia. Hal ini hampir menyerupai apa yang terjadi ketika
Nazi Jerman melakukan genosida terhadap etnis Yahudi.
Walaupun awalnya mereka
adalah satu kesatuan atau Negara tetangga dan satu benua, namun mereka tidak
merasakan adanya kesamaan entitas yang mengikat mereka sebagai suatu bangsa.
Perbedaan tetap dipelihara, yang akhirnya menjadi sumber konflik, bahkan
pembantaian suatu etnis terhadap etnis lainnya. Konflik yang terjadi tidak
sebatas konflik etnis domestik, tapi telah meluas menjadi konflik bersenjata
internasional, dan menjadi perhatian dunia. Konflik ini adalah konflik terburuk
semenjak berakhirnya Perang Dunia II.
3.2
Saran
Penulis menyadari
bahwa hasil makalah ini belum lengkap
dan masih jauh dari pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu
dan literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan
kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang membangun yang bisa melengkapi makalah ini di masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cetak Sejarah Kelas XII Kurikulum 2013
1 comment:
Numpang promo ya Admin^^
ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
dengan minimal deposit hanya 20.000
add Whatshapp : +85515373217 ^_~
Post a Comment