(Konferensi Asia - Afrika)
A. Sebab Di Bentuk
Setelah Perang
Dunia II di tahun 1945, banyak negara-negara yang sebelumnya dijajah oleh
bangsa Eropa memproklamasikan kemerdekaannya. Salah satunya adalah Indonesia
yang merdeka di tahun 1945 diikuti oleh negara-negara lain di kawasan Asia
seperti Vietnam, Filipina, Pakistan dan India.Namun tidak semua negara yang
dijajah sudah merdeka, karena masih ada negara di benua Afrika dan Asia yang
masih mengalami masalah kolonialisme. Pada masa itu juga terdapat dua kekuatan
blok besar di dunia yakni Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok
Timur yang dipimpin Uni Soviet.
Keberadaan PBB
memang agak membantu mendinginkan suasana, namun faktanya perang dingin masih
terjadi antara dua kekuatan besar dunia tersebut. Akibatnya negara-negara di
Asia dan Afrika yang banyak terkena dampak negatif konflik berkepanjangan
tersebut.Pada tahun 1954, Perdana Menteri Sri Lanka (dulu bernama Ceylon)
mengundang perwakilan neagra Burma, India, Indonesia dan Pakistan untuk
mengadakan pertemuan membahas masalah tersebut yang dikenal dengan Konferensi
Kolombo. Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu Ali
Sastroamidjojo.
Presiden Soekarno
pun menekankan pada Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide untuk menggelar
Konferensi Asia Afrika. Pertemuan tersebut diharapkan akan membangun
solidaritas negara negara Asia Afrika untuk bisa lepas dari konflik yang
terjadi di negara masing-masing.
Konferensi Kolombo
yang dihadiri 5 negara tersebut berlangsung antara 28 April sampai 2 Mei 1954
dan membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama. Usulan Ali
Sastroamidjojo untuk menggelar Konferensi Asia Afrika pun disetujui oleh 4
perwakilan negara lain.
B. Tujuan
Beberapa tujuan
diadakannya Konferensi Asia Afrika antara lain adalah sebagai berikut.
1) Meninjau
masalah-masalah hubungan sosial ekonomi dan kebudayaan dari negara-negara Asia
dan Afrika
2) Menjalin kerukunan
antar umat beragama di wilayah Asia dan Afrika
3) Memberikan
sumbangan untuk memajukan perdamaian dan kerja sama dunia
4) Mencanangkan
gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing
5) Melawan kolonialisme
dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet dan negara imprialis lainnya
C. Waktu / Tempat
Konferensi Tingkat
Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut
Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan
Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan.
KAA diselenggarakan
oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan
Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan
ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung,
Indonesia.
D. Tokoh Pendiri Dan Negara Asal
1)
Ali Sastroamidjojo, SH (Indonesia)
2)
Jawaharlal Nehru (India)
3)
John Kotelawala (Sri Lanka)
4)
Muhammad Ali Bogra (Pakistan)
5)
U Nu (Myanmar)
E. Negara Anggota
Anggota konferensi dari Asia adalah :
- Indonesia
- India
- Burma
- Pakistan
- Sri Lanka
- Cina
- Jepang
- Vietnam Utara
- Vietnam Selatan
- Laos
- Kamboja
- Thailand
- Filipina
- Nepal
- Afganistan
- Iran, Irak
- Yordania
- Turki
- Syria
- Saudi Arabia
- Yaman
- Mesir
- Ethiopia
- Libya
- Sudan
- Liberia
- Ghana
F. Peran Indonesia Dalam KAA
1) Indonesia ikut
memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II
yang berlangsung pada tanggal 28 sampai 29 Desember 1954 di Bogor. Konferensi
ini sebaagai pendahuluan dari Konferensi Asia-Afrika.
2) Indonesia ikut
memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika
yang berlangsung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka
Bandung. Dalam Konferensi tersebut beberapa tokoh Indonesia menduduki
peranan penting, antara lain:
Ketua Konferensi:
Mr. Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani,
Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir.
Roseno.
G. Lingkup Organisasi
Regional
H. Sekretariat
Sekretariat Bersama
yang diwakili oleh lima negara penyelenggara. Indonesia diwakili oleh
Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri, Roeslan Abdulgani, yang juga
menjadi ketua badan itu, dan 4 negara lainnya diwakili oleh kepala-kepala
perwakilan mereka masing-masing di Jakarta, yaitu Kuasa Usaha U Mya Sein
(Birma), Duta Besar M. Saravanamuttu (Ceylon), Duta Besar B.F.H.B. Tyabji
(India), dan Duta Besar Choudhri Khaliquzzaman (Pakistan).
I. Sekretariat Jendral
Roeslan Abdulgani (Sekretaris
Jenderal Kementerian Luar Negeri Indonesia)
1 comment:
bingung pulang kerja tidak tahu mau mengerjakan apa
ayo di tunggu apa lagi segera bergabung dengan kami
di i/o/n/n/q/q kami tunggu lo ^^
Post a Comment