KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyusun Tugas Sejarah ini dengan baik dan tepat waktu.
Tugas ini kami buat untuk
memberikan penjelasan Tentang Konflik Di Asia. Semoga Makalah yang
kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
menyusun Makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima
kasih.
Paninggahan,
2 Februari 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik Di Asia
2.2
Pihak Yang Terlibat Konflik Di Asia
2.3
Waktu dan Tempat Konflik Di
Asia
2.4
Jalan Konflik Di Asia
2.5
Upaya Penyelesaian Konflik Di
Asia
2.6
Akhir Konflik Di Asia
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah konflik yang terjadi antar Negara tentunya
tidak dapat dipungkiri. Apalagi pada awalnya dua atau lebih Negara yang
berseteru tersebut berasal dari satu induk yang sama. Tentunya akan menimbulkan
sebuah permasalahan yang rumit setelah adanya usaha pemisahan kekuasaan untuk
mandiri atau yang lebih dikenal dengan kemerdekaan. Kita tahu bahwa kemerdekaan
sebuah bangsa merupakan tujuan utama sebuah bangsa agar tidak berada di bawah
kekuasaan bangsa lain.
Kebanyakan kasus perselisihan antar Negara ialah
karena permasalahan batas wilayah. Di Indonesia sendiri juga sering terjadi
masalah yang sedemikian rupa. Dimana permasalahan yang cukup sering ialah
dengan Negara tetangga yakni Malaysia. Dimana bukan hanya permasalahan batas
wilayah namun juga menjamah masalah yang cukup luas. Tidak luput pula
permasalahan antara India-Pakistan ini.
Dalam kasus antara India-Pakistan yang berseteru
dalam waktu yang panjang ini pada dasarnya ialah perebutan kekuasaan atas
wilayah yang mana wilayah tersebut sangat kontroversial. Wilayah tersebut
merupakan wilayah Kashmir. Hal tersebut diperkeruh dengan adanya tindakan
pemimpin dari wilayah Kashmir yang bergabung dengan India. Dimana dari kedua
Negara yakni India dan Pakistan memiliki basis tersendiri yang berkaitan dengan
masalah agama. Masalah Kashmir sendiri bermula ketika masyarakat Muslim di
India membangun Negara Pakistan yang lepas dari India yang didominasi
Hindu(Kurniawan, 2013: 3).
Dalam permasalahan dua Negara ini kita nantinya
harus bisa bercermin mengenai masalah toleransi dan saling menghargai satu sama
lain. Karena dari permasalahan ini kita bisa melihat kurangnya rasa toleransi
pada kedua Negara yang lebih mementingkan egoisme masing-masing.Dalam kehidupan
internasional, sebuah perselisihan bahkan peperangan antar Negara tentunya akan
menjadi sorotan dunia. Karena meupakan sebuah permasalahan yang fatal jika
tidak segera diatasi. Permasalahan yang demikian inilah yang nantinya akan
membutuhkan lembaga internasional yang memberikan naungan kepada Negara-negara
di dunia.
1.2 Rumusan Masalah
a)
Apa Sebab Terjadi / Latar Belakang
Konflik Di Asia ?
b)
Siapa Saja Pihak Yang Terlibat Konflik
Di Asia ?
c)
Kapan Waktu dan Tempat Konflik Di Asia ?
d)
Bagaimana Jalan Konflik Di Asia ?
e)
Apa Saja Upaya Penyelesaian Konflik Di
Asia ?
f)
Bagaimana Akhir Konflik Di Asia ?
1.3 Tujuan Penulisan
a)
Kita Dapat Mengetahui Sebab Terjadi /
Latar Belakang Konflik Di Asia.
b)
Kita Dapat Mengetahui Pihak Yang
Terlibat Konflik Di Asia.
c)
Kita Dapat Mengetahui Waktu dan Tempat
Konflik Di Asia.
d)
Kita Dapat Mengetahui Jalan Konflik Di
Asia.
e)
Kita Dapat Mengetahui Upaya Penyelesaian
Konflik Di Asia.
f)
Kita Dapat Mengetahui Akhir Konflik Di
Asia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sebab Terjadi / Latar Belakang
Konflik Di Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia
Tenggara
1.
Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Konflik Indonesia dengan Malaysia ini berawal pada
tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara , yang
secara bersamaan memasukkan pulau Sipadan dan Ligitan dalam batas – batas
wilayahnya.
2.
Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
Konflik Laut China Selatan memanas pada 1947.
Tiongkok, Malaysia, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Taiwan menjadi
pihak yang bersengketa atas masalah ini. Akibat perebutan klaim wilayah atas
Laut China Selatan berserta Kepulauan Spratly antara Tiongkok dan negara –
negara lain yang bersengketa.
3.
Konflik Thailand Dan Kamboja
Pada Bulan Juli 2008 Kuil Preah Vihear yang telah
berumur 900 tahun di masukkan dalam daftar warisan Budaya Dunia (Word Heritage List) oleh UNESCO. hal
ini disambut gembira oleh pemerintah Kamboja, namun memicu masalah di Thailand.
B. Konflik Di Asia Selatan
1.
Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
Faktor yang melatarbelakangi persengketaan adalah
faktor agama dimana terjadi konflik antara penduduk beragama islam dengan
penduduk beragama Hindu.
2.
Perang Saudara Di Sri Lanka
Sejak kemerdekaan, negara ini menghadapai konflik
etnis internal yang terjadi antara mayoritas Sinhala dan Minoritas Tamil. dalam
situasi pasca kemerdekaan, Tamin tergeser oleh dominasi mayoritas Sinhala dalam
bidang pemerintahan dan kebijakan.
C. Konflik Di Asia Timur
1.
Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
Korea Selatan bersikeras melakukan latihan militer
di wilayah sengketa, sekitar puluhan kilometer dari pulau Yeonpyeong dan Korea
Utara tanpa peringatan meluncurkan Roket ke arah Korea Selatan dan di balas
kembali oleh Korea Selatan
2.
Konflik Tiongkok Dan Jepang
Saat itu Menteri Dalam Negeri Jepang, Aritomo
Yamagata, mengajukan permintaan resmi agar pulau di masukkan ke Jepang.Pada
tahun 1969, PBB mengumumkan bahwa di Kepulauan Senkaku banyak Sumber Alam
Mineral dengan nilai satu triliun dolar AS. Akibatnya, Pulau Senkaku menarik
perhatian dunia, terutama Tiongkok.
2.2 Pihak Yang Terlibat Konflik Di
Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia
Tenggara
1.
Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
-
2.
Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
-
3.
Konflik Thailand Dan Kamboja
ü Marthy
Natalegawa (Menlu Indonesia)
ü Kasit
Piromya (Menlu Thailand)
ü Hor
Namhong (Menlu Kamboja)
B. Konflik Di Asia Selatan
1.
Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
ü Vajpayee
(Perdana Menteri India)
ü Pervez
Musharraf (Presiden Pakistan)
2.
Perang Saudara Di Sri Lanka
ü Velupillai Prabhakaran (Pendiri dan Pemimpin Gerakan
Pejuang Pembebasan Macan Tamil atau Liberation
Tigers Of Tamil Eelam ( LTTE)
ü Rajapakse
(Presiden Sri Lanka)
C. Konflik Di Asia Timur
1.
Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
ü Kim
Dae Jung (Presiden Korea Selatan)
2.
Konflik Tiongkok Dan Jepang
ü Aritomo
Yamagata (Menteri Dalam Negeri Jepang)
2.3 Waktu dan Tempat Konflik Di
Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia
Tenggara
1.
Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Konflik Indonesia dengan Malaysia ini berawal pada
tahun 1967.
2.
Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
Konflik Laut China Selatan memanas pada 1947.
3.
Konflik Thailand Dan Kamboja
Baku tembak yang pecah antara tentara militer kedua
negara terjadi pada tanggal 15 Oktober 2008 dan 3 April 2009 yang mengakibatkan
jatuhnya korban dari kedua anggota militer.
B. Konflik Di Asia Selatan
1.
Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
Perang awal berlansung 1947 – 1948.
2.
Perang Saudara Di Sri Lanka
Pada Tahun 1970-an.
C. Konflik Di Asia Timur
1.
Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
Perang Periode 1950 – 1953.
2.
Konflik Tiongkok Dan Jepang
Pada 1997, di Laut Cina Timur terjadi baku hantam
antara penjaga pantai Jepang dengan para demonstran dari Hongkong yang membawa
dua puluh kapal berupaya untuk mencapai kepulauan Senkaku.
2.4 Jalan Konflik Di Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia
Tenggara
Salah satu persoalan yang paling mendasar dan
krusial yang dapat memicu konflik antarnegara adalah masalah perbatasan. Asia
Tenggara merupakan area yang dalam konteks abad 20 ditenggarai sebagai salah
satu pusaran konflik dunia. Berikut adalah contoh konflik yang terjadi di Asia
Tenggara.
1.
Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Konflik Sipadan dan Ligitan adalah persengketaan
Indonesia dan Malaysia atas kepemilikan terhadap kedua pulau yang berada di
Selat Makassar yaitu Pulau Sipadan (Luas : 50.000 Meter 2) dan Pulau
Ligitan (Luas : 18.000 Meter2). Konflik Indonesia dengan Malaysia
ini berawal pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara
kedua negara , yang secara bersamaan memasukkan pulau Sipadan dan Ligitan dalam
batas – batas wilayahnya.
Pada pertemuan selanjutnya, tanggal 22 September
1969, keduanya menyetujui Memorandum Of
Understanding (MoU) yang menetapkan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan dalam Status Quo yang bearti tidak boleh
ditempati. diduduki maupun di manfaatkan baik oleh indonesia maupun malaysia.
Akan tetapi Malaysia memanfaatkan kesempatan ini untuk membangun fasilitas
pariwisata di kedua pulau tersebut.
Sikap Indonesia semula ingin membawa masalah ini
melalui Dewan Tinggi ASEAN namun akhirnya sepakat untuk menyelesaikan sengketa
ini melalui ICJ (Internasional Court Of
Justice). Namun dalam sidang di Mahkamah Internasional pada tahun 2002,
bukti – bukti yang diajukan Malaysia lebih memperkuat kedudukannya. bukti yang
diajukan Malaysia adalah persyaratan bahwa sejak tahun 1971, Malaysia telah
membuktikan pemberian perlindungan terhadap kedua wilayah tersebut seperti
mengeluarkan perlindungan Penyu, adanya pembangunan mercusuar di Pulau Sipadan
dan Pulau Ligitan pada tahun 1962. Atas bukti tersebut akhirnya Pulau Sipadan
dan Pulau Ligitan resmi menjadi milik Malaysia.
2.
Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
Kepulauan Spratly dikelilingin oleh beberapa negara
yaitu : Indonesia, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, Tionkok, Taiwan. dan
Filipina. Kepulauan Spratly pada awalnya merupakan sebuah pulau yang tidak
layak huni. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pulau ini berupa gugusan
karang laut. Namun Klaim wilayah kepemilikan terhadap Kepulauan Spratly mulai
bermunculan setelah banyak ditemukan potensi keuntungan sumber daya alam,
seperti kandungan minyak yang melimpah. Selain itu, di Kepulauan Spratly
terdapat pula kandungan gas alam dan mempunyai letak yang strategis keran
berada di lintas layar dan perdaganggan antar negara.
Konflik Laut China Selatan memanas pada 1947.
Tiongkok, Malaysia, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Taiwan menjadi
pihak yang bersengketa atas masalah ini. Akibat perebutan klaim wilayah atas
Laut China Selatan berserta Kepulauan Spratly antara Tiongkok dan negara –
negara lain yang bersengketa, terjadi insiden antara Angkatan Laut China dan
Angkatan Laut Vietnam pada sekitar tahun 1988 yang mengakibatkan putusnya
hubungan diplomatik antara kedua negara tersebut.
Proses damai di Laut China Selatan yang di prakarsai
ASEAN tidak hanya di mulai dari Pertemuan ASEAN
Regional Forum (ARF) dari tahun ke tahun, tetapi juga dari prakarsa
Indonesia sejak 1990-an melalui lokakarya Laut China Selatan sejak 1980-an.
Hingga di sepakatilah Declaration On
Conduct Of The Parties In South China Sea (DOC) antara Tiongkok dengan
ASEAN di Kamboja, pada 4 November 2002. Namun pada saat ini, Upaya yang di
lakukan ASEAN belum dapat menjadi Solusi bagi penyelesaian Konflik Laut China
Selatan.
3.
Konflik Thailand Dan Kamboja
Konflik antara Thailand dan Kamboja terjadi terkait
kepemilikan Kuil Preah Vihear, yang termasuk daftar warisan sejarah Dunia oleh
UNESCO. Kuil Abad XI, Preah Vihear, terletak di Antara distrik Choam Khsant di
Provinsi PreahVihear, Kamboja dan Distrik Kantharalak di Provinsi Sisaket,
Thailand.
Pada Bulan Juli 2008 Kuil Preah Vihear yang telah
berumur 900 tahun di masukkan dalam daftar warisan Budaya Dunia (Word Heritage List) oleh UNESCO. hal
ini disambut gembira oleh Pemerintah Kamboja, namun memicu masalah di Thailand.
Akibatnya, terjadilah kontak senjata antara tentara militer Kamboja dengan
Thailand di perbatasan dekat Kuil Preah Vihear yang menjadi jantung sengketa
antara kedua negara. Baku tembak yang pecah antara tentara militer kedua negara
terjadi pada tanggal 15 Oktober 2008 dan 3 April 2009 yang mengakibatkan
jatuhnya korban dari kedua anggota militer.
Thailand kemudian meminta dewan keamanan (DK) PBB
untuk mengerahkan pasukan pemelihara perdamaian PBB ke perbatasan itu, Akan
tetapi PBB memutuskan akan mengadakan perundingan di New York yang akan di
hadiri Menlu Thailand Kasit Piromya, Hun Sen, dan Menlu Marthy Natalegawa dari
Indonesia sebagai ketua ASEAN pada 14 Februari 2011.
Pertemuan Trilateral antara Menlu Indonesia Marthy
Natalegawa, Menlu Thailand Kasit Piromya dan Menlu Kamboja Hor Namhong
memastikan untuk tetap menyelesaikan masalah konflik mereka dengan cara damai.
B. Konflik Di Asia Selatan
Kawasan Asia Selatan membentang mulai dari
Afghanistan, memotong Pakistan, India, Nepal, Bhutan, Bangladesh, dan Sri
Lanka, Negara – negara di wilayah tersebut menghadapi berbagai problema yang
menyangkut Rasial – Etnis, Agama, Ekonomi yang pada akhirnya memengaruhi
Stabilitas Politik Interns negara – negara di wilayah tersebut.
1.
Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
Konflik India – Pakistan merupakan konflik yang
sangat berpengaruh dan menggangu di Kawasan Asia Selatan di samping konflik –
konflik lainnya, karena konflik tersebut melibatkan dua negara besar sekaligus
dominan dalam SAARC (South Asian
Associations Of Regional Cooperation). faktor yang melatarbelakangi
persengketaan adalah faktor agama dimana terjadi konflik antara penduduk
beragama islam dengan penduduk beragama Hindu.Pembagian wilayah Kashmir,
masalah terorisme, dan nuklir juga menjadi persoalan lain antara india dan
pakistan yang bersumber dari Aspek Agama.
Perebutan wilayah Kashmir menjadi konflik terlama
yang dihadapi oleh kedua negara. Perselisihan atas wilayah Kashmir menyangkut
persoalan agama dan politik. india di Dominasi oleh penganut agama hindu
sementara Kashmir dan Pakistan didominasi oleh orang islam. konflik semakin
kuat dengan munculnya kelompok militan Kashmir yang menentang segala keputusan
pemerintah hindu india yang tidak berpihak pada rakyat Kashmir. Belasan
kelompok Gerilyawan berjuang melawan pasukan di Kashmir wilayah India. mereka
menghendaki kemerdekaan Kashmir dari india atau bergabung dengan Pakistan.
Pada Tanggal 5 Januari 2004, dimulainya usaha
perdamaian yang dilakukan oleh Perdana Menteri Vajpayee dan Presiden Pakistan
Pervez Musharraf yaitu berupa kesepakatan di antara kedua pemimpin untuk
memulai dialog menyeluruh yang pada akhirnya akan menyelesaikan Konflik
Kashmir. Namun, ketengangan antara India dan Pakistan kembali meruncing pada 27
Desember 2008 hingga sekarang.
2.
Perang Saudara Di Sri Lanka
Sri Lanka merupakan bekas koloni inggris dan
memperoleh kemerdekaan tahun 1948. Hampir
74% penduduk menganut Agama Hindu. Sejak kemerdekaan, negara ini
menghadapai konflik etnis internal yang terjadi antara mayoritas Sinhala dan
Minoritas Tamil. dalam situasi pasca kemerdekaan, Tamin tergeser oleh dominasi
mayoritas Sinhala dalam bidang pemerintahan dan kebijakan.
Pada Tahun 1970-an, muncul pergerakan separatisme
Tamil, salah satunya adalah gerakan Pejuang Pembebasan Macan Tamil atau Liberation Tigers Of Tamil Eelam ( LTTE)
yang di pimpin oleh Velupillai Prabhakaran.
tujuan dari gerakan separatis ini adalah
untuk pembentukan sebuah negara merdeka. LTTE berkembang menjadi
kelompok militer yang kuat dan memperburuk konflik. Konflik Etnis dan politik ini
telah menewaskan puluhan ribu penduduk Sri Lanka dan hampir setengah juga di
antaranya mengungsi, merusak bisnis, merusak kekayaan dalam skala masif dan
menghabiskan banyak anggaran.
Situasi Berlansung hampir sepanjang 30 tahun hingga
LTTE bersedia menyerah pada 17 Mei 2009 akibat keputusan mangakhiri operasi
militer oleh Presiden Rajapakse.
C. Konflik Di Asia Timur
Asia Timur meupakan wilayah yang sejak lama penuh
dengan dinamika dalam hal hubungan antarnegara didalamnya. Dibalik potensi
ekonomi yang besar dan derasnya arus perdagangan di kawasan Asia Timur,
ternyata kawasan ini memiliki tingkat kerawanan dalam hubungannya satu sama
lain.
1.
Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
Konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan terjadi
sejak berakhirnya Perang Dunia II. Perang Dunia II yang merupakan persaingan
antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat ternyata membawa dampak bagi Korea
hingga saat ini.
Konflik antara keduanya disebebkan karena Korea
Selatan bersikeras melakukan latihan militer di wilayah sengketa, sekitar
puluhan kilometer dari pulau Yeonpyeong dan Korea Utara tanpa peringatan
meluncurkan Roket ke arah Korea Selatan dan di balas kembali oleh Korea
Selatan. Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih berperang karena
perang periode 1950 – 1953 diakhiri dengan gancatan senjata bukan dengan
perjanjian damai.
Ketika Presiden Korea Selatan, Kim Dae Jung mulai
berkuasa pada tahun 1998 ia mengumumkan “Sunshine
Policy”, sebuah kebijakan yang bertujuan meningkatkan interaksi antara
kedua negara. akan tetapi pada November 2010 Korea Utara Terus melakukan terus
melakukan uji coba Nuklir, dan peluncuran Artileri dari Korea Utara yang
menyebabkan kematian dua warga sipil dan dua anggota militer Korea Selatan.
Akibatnya, Konflik keduanya berlanjut hingga sekarang.
2.
Konflik Tiongkok Dan Jepang
Konflik antara Tiongkok dan Jepang terjadi akibat
perebutan Kepulauan Senkaku. Kepulauan Senkaku terdiri dari lima pulau, yang
teridiri dari Pulau Uotsuri (Diaoyu Dao), Pulau Taisho (Chiwei Yu), Kubajima
(Huangwei Yu), Pulai Kita Kojima (Bei Xiandao) dan Pulau Minami Kojima (Nan
Xiaodo).
Pada awalnya, Kepulauan Senkaku adalah pulau tak
bertuan dan tak berpenghuni . Pada Zaman Restorasi Meiji Tahun 1885, pemerintah
Jepang melakukan Survei yang hasilnya, pulau tersebut tidak ada pemiliknya .
saat itu Menteri Dalam Negeri Jepang, Aritomo Yamagata, mengajukan permintaan
resmi agar pulau di masukkan ke Jepang.
Pada tahun 1969, PBB mengumumkan bahwa di Kepulauan
Senkaku banyak Sumber Alam Mineral dengan nilai satu triliun dolar AS.
Akibatnya, Pulau Senkaku menarik perhatian dunia, terutama Tiongkok. Sidang
Keamanan PBB tanggal 20 Mei 1972 memutuskan Amerika Serikat mengembalikan Okinawa
termasuk pulau Senkaku (Tiongkok menyebut pulau Diaoyu) kepada Jepang. Sejak
lepas dari Amerika, hingga kini banyak kasus terjadi persengketaan antara
Tiongkok dan Jepang. Tiongkok tak mengakui Kepulauan Senkaku milik jepang.
Persengketaan internasional tak terhindari , muncul penembakan kapal laut
antara kedua negara berulang kali.
2.5 Upaya Penyelesaian Konflik Di Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia
Tenggara
1.
Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Sikap Indonesia semula ingin membawa masalah ini
melalui Dewan Tinggi ASEAN namun akhirnya sepakat untuk menyelesaikan sengketa
ini melalui ICJ (Internasional Court Of
Justice). Namun dalam sidang di Mahkamah Internasional pada tahun 2002,
bukti – bukti yang diajukan Malaysia lebih memperkuat kedudukannya.
Malaysia telah membuktikan pemberian perlindungan
terhadap kedua wilayah tersebut seperti mengeluarkan perlindungan Penyu, adanya
pembangunan mercusuar di Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan pada tahun 1962. Atas
bukti tersebut akhirnya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan resmi menjadi milik
Malaysia.
2.
Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
Proses damai di Laut China Selatan yang di prakarsai
ASEAN tidak hanya di mulai dari Pertemuan ASEAN
Regional Forum (ARF) dari tahun ke tahun, tetapi juga dari prakarsa
Indonesia sejak 1990-an melalui lokakarya Laut China Selatan sejak 1980-an.
Hingga di sepakatilah Declaration On
Conduct Of The Parties In South China Sea (DOC) antara Tiongkok dengan
ASEAN di Kamboja, pada 4 November 2002. Namun pada saat ini, Upaya yang di
lakukan ASEAN belum dapat menjadi Solusi bagi penyelesaian Konflik Laut China
Selatan.
3.
Konflik Thailand Dan Kamboja
PBB memutuskan akan mengadakan perundingan di New
York yang akan di hadiri Menlu Thailand Kasit Piromya, Hun Sen, dan Menlu
Marthy Natalegawa dari Indonesia sebagai ketua ASEAN pada 14 Februari
2011.Pertemuan Trilateral antara Menlu Indonesia Marthy Natalegawa, Menlu
Thailand Kasit Piromya dan Menlu Kamboja Hor Namhong memastikan untuk tetap
menyelesaikan masalah konflik mereka dengan cara damai.
B. Konflik Di Asia Selatan
1.
Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
Pada Tanggal 5 Januari 2004, dimulainya usaha
perdamaian yang dilakukan oleh Perdana Menteri Vajpayee dan Presiden Pakistan
Pervez Musharraf yaitu berupa kesepakatan di antara kedua pemimpin untuk
memulai dialog menyeluruh yang pada akhirnya akan menyelesaikan Konflik
Kashmir. Namun, ketengangan antara India dan Pakistan kembali meruncing pada 27
Desember 2008 hingga sekarang.
2.
Perang Saudara Di Sri Lanka
Situasi Berlansung hampir sepanjang 30 tahun hingga
LTTE bersedia menyerah pada 17 Mei 2009 akibat keputusan mangakhiri operasi
militer oleh Presiden Rajapakse.
C. Konflik Di Asia Timur
1.
Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
Ketika Presiden Korea Selatan, Kim Dae Jung mulai
berkuasa pada tahun 1998 ia mengumumkan “Sunshine
Policy”, sebuah kebijakan yang bertujuan meningkatkan interaksi antara
kedua negara. akan tetapi pada November 2010 Korea Utara Terus melakukan terus
melakukan uji coba Nuklir, dan peluncuran Artileri dari Korea Utara yang
menyebabkan kematian dua warga sipil dan dua anggota militer Korea Selatan.
Akibatnya, Konflik keduanya berlanjut hingga sekarang.
2.
Konflik Tiongkok Dan Jepang
Sidang Keamanan PBB tanggal 20 Mei 1972 memutuskan
Amerika Serikat mengembalikan Okinawa termasuk pulau Senkaku (Tiongkok menyebut
pulau Diaoyu) kepada Jepang. Sejak lepas dari Amerika, hingga kini banyak kasus
terjadi persengketaan antara Tiongkok dan Jepang. Tiongkok tak mengakui
Kepulauan Senkaku milik jepang. Persengketaan internasional tak terhindari ,
muncul penembakan kapal laut antara kedua negara berulang kali.
2.6 Akhir Konflik Di Asia
A.
Konflik Perbatasan Di Asia Tenggara
1.
Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Malaysia telah membuktikan pemberian perlindungan
terhadap kedua wilayah tersebut seperti mengeluarkan perlindungan Penyu, adanya
pembangunan mercusuar di Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan pada tahun 1962. Atas
bukti tersebut akhirnya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan resmi menjadi milik
Malaysia.
2.
Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
Hingga di sepakatilah Declaration On Conduct Of
The Parties In South China Sea (DOC) antara Tiongkok dengan ASEAN di
Kamboja, pada 4 November 2002. Namun pada saat ini, Upaya yang di lakukan ASEAN
belum dapat menjadi Solusi bagi penyelesaian Konflik Laut China Selatan.
3.
Konflik Thailand Dan Kamboja
Trilateral antara Menlu Indonesia Marthy Natalegawa,
Menlu Thailand Kasit Piromya dan Menlu Kamboja Hor Namhong memastikan untuk
tetap menyelesaikan masalah konflik mereka dengan cara damai.
B.
Konflik Di Asia Selatan
1.
Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
Dimulainya usaha perdamaian yang dilakukan oleh
Perdana Menteri Vajpayee dan Presiden Pakistan Pervez Musharraf yaitu berupa
kesepakatan di antara kedua pemimpin untuk memulai dialog menyeluruh yang pada
akhirnya akan menyelesaikan Konflik Kashmir. Namun, ketengangan antara India
dan Pakistan kembali meruncing pada 27 Desember 2008 hingga sekarang.
2.
Perang Saudara Di Sri Lanka
LTTE bersedia menyerah pada 17 Mei 2009 akibat
keputusan mangakhiri operasi militer oleh Presiden Rajapakse.
C.
Konflik Di Asia Timur
1.
Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
Akan tetapi pada November 2010 Korea Utara Terus
melakukan terus melakukan uji coba Nuklir, dan peluncuran Artileri dari Korea
Utara yang menyebabkan kematian dua warga sipil dan dua anggota militer Korea
Selatan. Akibatnya, Konflik keduanya berlanjut hingga sekarang.
2.
Konflik Tiongkok Dan Jepang
Sejak lepas dari Amerika, hingga kini banyak kasus
terjadi persengketaan antara Tiongkok dan Jepang. Tiongkok tak mengakui
Kepulauan Senkaku milik jepang. Persengketaan internasional tak terhindari ,
muncul penembakan kapal laut antara kedua negara berulang kali.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inti dari permasalahan India-Pakistan adalah masalah
Kashmir yang bermula karena masalah agama. Yakni pertentangan antara agama
minoritas melawan agama mayoritas yang kemudian merambah pada masalah politik
kepetingan. Dalam hal masalah kepentingan, kedua Negara tidak bisa menahan
egoisme mereka masing-masing sehingga menimbulkan peperangan. Selain masalah
agama, konflik ini juga berkaitan dengan masalah geopolitik. Berkaitan dengan
letak Kashmir yang sangat strategis dan oleh India maupun Pakistan dianggap
sangat berperan penting bagi kehidupan Negara.
Peperangan atau perseteruan antara India-Pakistan
bukanlah terjadi pada waktu yang singkat, melainkan terjadi pada waktu yang
cukup lama. Dari tahun 1947-1999. Bahkan bisa dikatakan akar dari permasalahan
itu sudah ada sejak sebelum tahun 1947.Banyak jalan yang dilakukan oleh PBB
baik jalan diplomatis maupun membuat basis pertahanan militer. Namun yang
terjadi ialah nihil tanpa hasil.
Hal tersebut terjadi karena masing-masing Negara
yakni India-Pakistan bersikeras untuk menguasai Kashmir yang menurut mereka adalah
bagian penting dari wilayah kekuasaan negaranya. Selain PBB yang juga ingin
membantu menyelsaikan permasalahan antara India-Pakistan juga ada SAARC yang
beranggotakan Negara-negara di Asia Selatan. Dimana organisasi ini memiliki
agenda yang penting yakni menyelesaikan permasalahan India-Pakistan dengan
jalan Damai meskipun pada akhirnya usaha yang dilakukan tidak membuahkan hasil.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini belum lengkap dan masih
jauh dari pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan
literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan
kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang membangun yang bisa melengkapi makalah ini di masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Aftah,
Chairul. 2005. Studi Tentang Posisi Kashmir Dalam Hubungan
India-Pakistan. Jurnal Sosial-Politika, (6): 15, (Online),
Alhayyan,
Riadhi. Sengketa perbatasan Wilayah Kashmir Dalam Perspektif Hukum
Internasional. Skripsi tidak diterbitkan. Sumatera Utara: Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, (Online),
Bowers,
Paul. 2004. Kashmir, (Online),
Dewi,
I.M. 2006. Dilema Masalah Kashmir Dalam Kerangka Hubungan India-Pakistan. Mozaik,
(1): 5, (Online),
Indurthy,
Rathnam. Kashmir Between India and Pakistan: An Intractable Conflict,
1947 to Present, (Online),
Kurniawan,
Heri. 2013. Konflik India-Pakistan Pasca kemerdekaan (Studi Kasus
Kashmir 1947-2012 M). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan
Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga, (Online),
Mashad,
Durorudin. Komoditi Politik & Konflik antar Elite Problema Kashmir
dalam Politik India-Pakistan, (Online),
(http://pustaka2.ristek.go.id/), diakses tanggal 24 September 2013.
Sihbudi,
R.M. Minoritas Muslim di India dan Cina: Dimensi Internasional Problematika
Minoritas Muslim di India, (http://pustaka2.ristek.go.id/), diakses
tanggal 24 September 2013.
Suwarno.
2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta: Ombak.
Wikipedia.tahun
berapa. Perang dan Konflik India-Pakistan, (Online),
1 comment:
Numpang promo ya Admin^^
ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
dengan minimal deposit hanya 20.000
add Whatshapp : +85515373217 ^_~
Post a Comment