https://nopalflashjr.blogspot.com

Saturday, February 16, 2019

Makalah Konflik Di Eropa


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Sejarah ini dengan baik dan tepat waktu.

Tugas ini kami buat untuk memberikan  penjelasan Tentang Konflik Di Eropa. Semoga Makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun  Makalah ini. Oleh karena itu,  kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

                                                                          Paninggahan, 1 Februari 2019



                                                                                      Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN  
2.1 Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik Di Eropa
2.2 Pihak yang Terlibat Konflik Di Eropa
2.3 Waktu dan Tempat Konflik Di Eropa
2.4 Jalan Konflik Di Eropa
2.5 Upaya Penyelesaian Terjadi Konflik Di Eropa
2.6 Akhir Konflik Di Eropa

BAB III PENUTUP  
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Eropa merupakan salah satu dari tujuh benua yang memiliki populasi sangat padat dan terdiri dari beragam Etnik. Eropa memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sejarah dunia. Benua Eropa merupakan tempat lahir dan berkembangnya peradaban barat. Sejak Zaman yunani Kuno, telah lahir berbagai ide – ide politik, penemuan ilmiah, seni dan filosofi, serta agama dari eropa yang kemudia menyebar ke segala penjuru dunia. Peradaban di Australia, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan negara – negara Amerika Latin sebagian besar di kembangkan dari peradaban Eropa.

Eropa jika di lihat dari sisi sejarahnya, maka akan terlihat beragam tonggak sejarah munculnya peristiwa – peristiwa besar yang mempengaruhi kehidupan dunia, seperti dominasi kekuatan Yunani – Romawi, Lahirnya Renaissance, munculnya revolusi industri dan terjadinya perang dunia I dan Perang Dunia II, bahkan setelah era perang dingin berakhir , masih sering terjadi konflik yang berkembang di eropa yang mengakibatkan korban jiwa dan hancurnya infrastruktur suatu negara.

Benua Eropa terdiri dari berbagai negara – negara yang memiliki unsur keragaman Etnik,latar belakang sejarah, dan sumber daya. berdasarkan latar belakang sejarah, Eropa merupakan kawasan yang sering terjadi perebutan  pengaruh kekuasaan dan kawasan. hal itu dapat di ketahui dengan melihat sejarah peradaban awal eropa hingga memasuki abad ke – 20.

Konflik antara Negara-negara Eropa Timur dan Barat sudah merebak diseluruh dunia seperti konflik Bosnia-Harzekovina, Konflik Ukraina, Serta Konflik Armenia. Konflik yang tidak pernah ada habisnya yang selalu dilatar belakangi oleh Amerika dan Uni-Soviet (Rusia) akibat dari Perang Dunia II yang telah menempatkan Amerika dan Uni-Soviet (Rusia) untuk saling.

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuannya, Amerika dan Uni-Soviet (Rusia) berusaha untuk membentuk Negara-negara boneka yang mereka manfaatkan untuk kepentingan mereka.Bukan hanya karena itu, namun konfik-konflik itu juga dilatar belakangi oleh pertikaian antara kaum Nasrani/Kristen dengan kaum muslimin yang pada akhirnya berujung pada penindasan dan pembantaian Kaum Nasrani/Kristen pada kaum muslimin.

Berdasarkan hasil penelitian, yang memicu terjadinya konflik-konflik antara Negara-negara Timur dan Barat adalah munculnya keegoisan serta keinginan untuk menguasai seluruh wilayah dari beberapa pihak yang bersangkutan. Dengan melihat kondisi yang telah dipaparkan tersebut, penyusun merasa prihatin. Oleh karena itu penyusun merasa terdorong untuk menyusun karya tulis ini dengan tema Konflik Negara Timur dan Barat (Bosnia-Harzekovina, Ukrania, Armenia).

1.2 Rumusan Masalah
a)      Apa Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik Di Eropa ?
b)      Siapa Saja Pihak yang Terlibat Konflik Di Eropa ?
c)      Kapan Waktu dan Tempat Konflik Di Eropa ?
d)     Bagaimana Jalan Konflik Di Eropa ?
e)      Apa Saja Upaya Penyelesaian Terjadi Konflik Di Eropa ?
f)       Bagaimana Akhir Konflik Di Eropa ?

1.3 Tujuan Penulisan
a)      Kita Dapat Mengetahui Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik Di Eropa.
b)      Kita Dapat Mengetahui Pihak yang Terlibat Konflik Di Eropa.
c)      Kita Dapat Mengetahui Waktu dan Tempat Konflik Di Eropa.
d)     Kita Dapat Mengetahui Jalan Konflik Di Eropa.
e)      Kita Dapat Mengetahui Upaya Penyelesaian Terjadi Konflik Di Eropa.
f)       Kita Dapat Mengetahui Akhir Konflik Di Eropa.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik Di Eropa
A. Konflik Bosnia dan Herzegovina
ü  Sejak meninggalnya presiden Tito pada tahun 1980, negara – negara bagian Yugoslavia mulai terpecah dan menuntut kemerdekaan salah satunya adalah wilayah Bosnia Tersebut.
ü  Kemerdekaan Bosnia ini di boikot oleh etnik serbia. kemerdekaan ini juga tidak dianggap sah karena pemerintah Yugoslavia menolaknya.

B. Konflik Nagorno – Karabakh
ü  Uni Soviet menjadikan dua wilayah tersebut sebagai negara federasi dan memutuskan wilayah Nagorno – Karabakh masuk sebagai wilayah resmi dari Azerbaijan. Namun konflik memperebutkan wilayah Nagorno – Karabakh Muncul ketika Mikhail Gorbachev kala menjadi presiden uni soviet pada tahun 1985 mengeluarkan kebijakan Glasnot dan Perestroika.
ü  Salah satu kebijakan tersebut Glasnot, memuat adanya kebebasan masing – masing wilayah uni soviet untuk menentukan masa depannya sendiri. Armenia dan Azerbaijan pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara yang berdaulat.

C. Konflik di Ukraina
ü  Pada tahun 2010, Ukraina dipimpin oleh presiden Viktor Yanukovych merupakan pemimpin Ukraina yang memiliki basis pendukung terbesar dari penduduk Ukraina Timur dan Selatan. Kebijakan – kebijakan politik yang di buatnya pun cenderung condong ke Rusia dan menguntungkan Rusia.
ü  Rakyat Ukraina menuntut agar pemerintah Ukraina bergabung dalam kerja sama dagang dengan uni eropa, rakyat menganggap bahwa kerja sama dengan uni eropa akan lebih memajukan ukraina dari pada harus bekerja sama dengan Rusia. namun pada akhir tahun 2013 , Presiden Yanukovych membatalkan kesepakatan dagang antara Ukraina dengan Uni Soviet dengan alasan mendapatkan tekanan dari Rusia.

2.2 Pihak yang Terlibat Konflik Di Eropa
A. Konflik Bosnia dan Herzegovina
ü  Jozeph Broz Tito (Presiden Yugoslavia)
ü  Slobodan Milosevic (Presiden Serbia)
B. Konflik Nagorno – Karabakh
ü  Mikhail Gorbachev (Presiden Uni Soviet)
C. Konflik di Ukraina
ü  Viktor Yanukovych (Presiden Ukraina)

2.3 Waktu dan Tempat Konflik Di Eropa
A. Konflik Bosnia dan Herzegovina
Pada Tahun 1992 Pasukan Militer Yugoslavia yang di bantu oleh milisi – milisi Serbia memulai invasinya ke ibukota Sarajevo di Bosnia.

B. Konflik Nagorno – Karabakh
Secara garis besar, perang tersebut terbagi ke dalam dua fase, yaitu Fase I (1988 – 1991) dan Fase II (1992 – 1994).

C. Konflik di Ukraina
Pada 15 April tahun 2014 , Ultimatum dari pemerintah Ukraina untuk membatalkan deklarasi tidak diindahkan oleh milisi di Ukraina timur. Pemerintah Ukraina akhirnya mengirimkan pasukannya ke Ukraina Timur untuk menundukkan kaum separatis yang di pimpin oleh milisi Pro Rusia.

2.4 Jalan Konflik Di Eropa
A. Konflik Bosnia dan Herzegovina
Bosnia dan Herzegovina atau cukup di sebut Bosnia merupakan sebuah negara republik di semenanjung balkan. Negara Bosnia di diami oleh tiga kelompok etnik utama yaitu etnik Bosniak, Serbia/Serb, dan Kroasia/Kroat. Negara Bosnia merupakan bekas wilayah dari negara besar Yugoslavia yang di pimpin oleh Jozeph Broz Tito. Sejak meninggalnya presiden Tito pada tahun 1980, negara – negara bagian Yugoslavia mulai terpecah dan menuntut kemerdekaan salah satunya adalah wilayah Bosnia Tersebut.

Pada Bulan Maret 1992, Bosnia menyatakan kemerdekaan melalui referendum yang di ikuti oleh etnik bosniak, Etnik Kroasia dan pendukung kemerdekaan  bosnia yang di susul oleh Amerika Serikat. Namun kemerdekaan Bosnia ini di boikot oleh etnik serbia . kemerdekaan ini juga tidak dianggap sah karena pemerintah Yugoslavia menolaknya.

Penolakan ini atas dasar pemikiran Slobodan Milosevic yang ingin menyatukan kembali wilayah – wilayah Yugoslavia sepeninggalan Tito. Slobodan Milosevic merupakan golongan Etnik Serbia yang berhaluan Ultrasionalis yang telah terpilih menjadi presiden negara bagian Serbia. Ia memiliki ambisi untuk mengubah Yugoslavia menjadi “Serbia Raya”, sebuah negara yang penduduknya hanya diisi oleh etnis Serbia.

Penolakan atas tuntutan kemerdekaan Bosnia juga di respon oleh pemerintah Yugoslavia dengan mempersenjatai orang – orang serbia berserta para milisi yang tinggal di Bosnia untuk menguasai sepenuhnya tanah Bosnia. Perang antar etnik Bosnia – Kroasia melawan Serbia pun akhirnya tidak dapat di hindari.

Pasukan Militer Yugoslavia yang di bantu oleh milisi – milisi Serbia memulai invasinya ke ibukota Sarajevo di Bosnia. Pasukan Serbia unggul dalam hal persenjataan dan pasukan, sehingga mereka sukses menduduki area di sekitar Sarajevo. di wilayah – wilayah penaklukan pasukan serbia inilah, terjadi pembunuhan, penyiksaan, hingga pemerkosaan terhadap warga Bosnia dan Kroasia.

Pada Mei 1992, PBB akhirnya turun tangan dan menjatuhnkan sanksi dan embargo internasional terhadap Yugoslavia. PBB juga membentuk Pasukan perdamaian dengan Bosnia (UNPROFOR). pada bulan April 1993, NATO di bawah pengawasan PBB juga menerapkan Zona larangan terbang di atas wilayah Yugoslavia. Selanjutnya PBB mengumumkan pendirian “Zona Aman PBB” yang tidak boleh di masuki pasukan bersenjata dan sebagai wilayah penampungan bagi Sipil Bosnia. Zona aman PBB tersebut meliputi wilayah Sarajevo, Srebrenica, Gorazde, Tuzle, Zepa, dan Bohac.

Sanksi Embargo terhadap Yugoslavia membuat situasi negara Yugoslavia mengalami Krisis ekonomi. Pasukan Serbia dibawah perintah Yugoslavia, kemudia menarget penyerangan terhadap zona aman PBB. Pasukan serbia berhasil menaklukan dua wilayah yang termasuk zona aman PBB yaitu wilayah Tuzla dan Srebrenica. pembantaian kembali di lakukan oleh pasukan Serbia terhadap etnik Bosnia dan Kroasia di Srenrenica.
Aksi penyerangan dan pembantaian yang di lakukan pasukan etnis Serbia di zona – zona aman PBB membuat PBB dan NATO geram. Sejak bulan Agutus 1995, pasukan PBB dan NATO melakukan operasi militer gabungan untuk menghancurkan basis – basis militer pasukan Serbia di Bosnia. Berbagai wilayah Serbia dan ibukota Beogard pun juga menjadi sasaran pasukan PBB – NATO untuk melumpuhkan pasukan Serbia. Slobodan Milosevic selaku pemimpin dari pasukan Etnis Serbia menyatakan menyerah dan bersedia mengikuti perundingan damai.

Tanggal 14 Desember 1995, pihak Serbia dan Bosnia – Kroasia melakukan perundingan di bawah pengawasan PBB dan mencapai kesepakatan perdamaian yang di sebut Perjanjian Dayton. Perjanjian Dayton di tandatangani oleh Presiden Serbia Slobodan Milosevic, Presiden Bosnia Alija Izetbegovic, dan pemimpin Kroasia Franjo Tudjman setelah melewati tiga pekan Negoisasi.

B. Konflik Nagorno – Karabakh
Nagorno – Karabakh merupakan wilayah di kawasan pegunungan Kaukasus yang di apit oleh Laut Hitam dan Laut Kaspia. Nagorno – Karabakh menjadi wilayah yang di persengketakan oleh Negara Armenia dan negara Azaerbaijan. Nagorno – Karabakh terletak di wilayah strategis karena merupakan jalur darat yang menghubungkan kawasan timur tengah dengan Eropa timur. Tanah dari pengunungan Kaukasus juga menyimpan kekayaan barang tambang, salah satunya minyak bumi.

Secara Geografis, wilayah Nagorno – Karabakh terletak di wilayah Azerbaijan,namun komposisi penduduknya di dominasi oleh etnis Armenia. wilayah Armenia dan Azerbaijan pernah jadi daerah kekuasaan Uni Soviet . Uni Soviet menjadikan dua wilayah tersebut sebagai negara federasi dan memutuskan wilayah Nagorno – Karabakh masuk sebagai wilayah resmi dari Azerbaijan. Namun konflik memperebutkan wilayah Nagorno – Karabakh Muncul ketika Mikhail Gorbachev kala menjadi presiden uni soviet pada tahun 1985 mengeluarkan kebijakan Glasnot dan Perestroika. salah satu kebijakan tersebut Glasnot, memuat adanya kebebasan masing – masing wilayah uni soviet untuk menentukan masa depannya sendiri. Armenia dan Azerbaijan pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara yang berdaulat.

Akibatnya muncul perang perebutan wilayah Nagorno – Karabakh antara negara Armenia dan Azerbaijan. secara garis besar, perang tersebut terbagi ke dalam dua fase, yaitu fase I (1988 – 1991) dan fase II (1992 – 1994).

1. Fase I (1988 – 1991)
Fase I di sebut juga sebagai fase konflik antar Etnis. fase I ini di tandai dengan konflik tertutup antara Etnis Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno – Karabakh. pada fase I ini, negara – negara tersebut masih merupakan bagian dari Uni Soviet. namun setelah muncul kebijakan Glasnost, Sengketa atas Nagorno – Karabakh pun kemudian berubah menjadi konflik terbuka antar Etnis. Konflik pada fase I ini cenderung masih berupa kontak senjata yang intensitas dan ruang lingkupnya masih terbatas.

2. Fase II (1992 – 1994)
Fase II di sebut juga sebagai fase konflik antarnegara. Konflik ini bermula ketika Uni Soviet runtuh dan wilatah Armenia dan Azerbaijan menjadi negara berdaulat. dampak dari kemerdekaan dua negara ini adalah Munculnya saling Klaim atas hak wilayah Nagorno – Karabakh. Armenia menganggap Nagorno – Karabakh sebagai bagian dari wilayahnya karena wilayah tersebut di huni oleh mayoritas Etnis Armenia. sedangkan Azerbaijan tetap mengklaim Nagorno – Karabakh sebagai bagian resmi dari wilayahnya seperti saat masih menjadi bagian dari Uni Soviet.

Fase II merupakan perang terbuka antarnegara karena masing – masing pihak mulai menerjunkan pasukan militer dan persenjataan beratnya. perang akhirnya berakhir pada tahun 1994 dengan kemenangan kubu etnis Armenia, Namun persengketaan atas status Nagorno – Karabakh tetap berlanjut hingga sekarang karena belum mencapai titik temu atas solusi yang baik bagi kedua negara.
  
C. Konflik di Ukraina
Ukraina merupakan salah satu negara bekas pecahan Uni Soviet yang berada di kawasan eropa Timur. penduduk Ukraina terbagi ke dalam dua kelompok etnis utama yaitu kelompok etnis ukraina yang populasinya terkonsentrasi di Ukraina Barat dan utara, erta kelompok Etnis Rusia yang populasinya terkonsentrasi di Ukraina Timur dan Selatan.

Pada tahun 2010, Ukraina dipimpin oleh presiden Viktor Yanukovych merupakan pemimpin Ukraina yang memiliki basis pendukung terbesar dari penduduk Ukraina Timur dan Selatan. Kebijakan – kebijakan politik yang di buatnya pun cenderung condong ke Rusia dan menguntungkan Rusia.

Rakyat Ukraina menuntut agar pemerintah Ukraina bergabung dalam kerja sama dagang dengan uni eropa, rakyat menganggap bahwa kerja sama dengan uni eropa akan lebih memajukan ukraina dari pada harus bekerja sama dengan Rusia. namun pada akhir tahun 2013 , Presiden Yanukovych membatalkan kesepakatan dagang antara Ukraina dengan Uni Soviet dengan alasan mendapatkan tekanan dari Rusia. Pembatalan ini menimbulkan kekacauan dan mendapatkan kecaman dari rakyat. Rakyat Ukraina kemudian melakukan demontrasi memprotes keputusan presiden yanukovych di Ibukota Kiev. Parlemen Ukraina akhirnya memutuskan untuk mengabulkan tuntutan para demonstran dan melengserkan Yanukovych pada bulan februari 2014.

Lengsernya presiden yang pro rusia ini di anggap oleh rusia sebagai ancaman kepentingan ekonomi dan keamanan negaranya karena Ukraina tentu akan ikut terlibat dan berhubungan dengan NATO. kekacauan di ibukota terus menjalar hingga ke Crimea, Ukraina selatan yang di huni oleh mayoritas penduduk pro rusia.

Di Crimea inilah terdapat pangkalan militer rusia dan para milisi yang pro rusia. pada maret 2014 sejumlah milisi pro rusia menyendera gedung pemerintahan setempat dan mengelar referendum secara sepihak yang di menangkan milisi Pro Rusia.

Sejumlah Milisi Pro Rusia yang berada di provinsi Donetsk dan Luhansk (wilayah ukraina timur yang berbatasan dengan rusia) melancarkan aksi serupa dengan menduduki gedung – gedung pemerintahan setempat. para milisi yang berhasil menduduki gedung pemerintah ini, kemudian Mendeklerasikan negara Republik Rakyat Donetsk (di provinsi Donetsk) dan republik Rakyat Luhansk (di provinsi Luhansk). Deklarasi kemerdekaan ini lansung mendapatkan tanggapan penolakan dari pemerintah pusat Ukraina. Ukraina menyerukan ancaman akan menurunkan pasukan ke Ukraina timur jika kedua provinsi tersebut tidak mau membatalkan deklelarinya.

Hingga 15 April, Ultimatum dari pemerintah Ukraina untuk membatalkan deklarasi tidak diindahkan oleh milisi di Ukraina timur. Pemerintah Ukraina akhirnya mengirimkan pasukannya ke Ukraina Timur untuk menundukkan kaum separatis yang di pimpin oleh milisi Pro Rusia. Penyerangan ke Ukraina Timur ini sekaligus mengawali perang saudara di Ukraina, yang juga di sebut Perang Donbass.

Perang Donbass menjadi perang besar antara kubu Ukraina dengan milisi dari pihak separatis yang di dukung oleh rusia. Wilayah Ukraina Timur Khususnya daerah Donetsk dan Luhansk menjadi medan tempur . Hingga Akhir bulan september 2014, jumlah korban tewas akibat perang Donbass di laporkan sudah menembus angka 3.500 jiwa lebih. perang tersebut juga membuat lebih dari 1 juta penduduk Ukraina Timur menggungsi. Sementara itu, perang ini juga membuat hubungan antara Rusia dan negara – negara barat Pro Ukraina menegang, dan berakibat pada saling manjatuhkan sanksi ekonomi.

2.5 Upaya Penyelesaian Terjadi Konflik Di Eropa
A. Konflik Bosnia dan Herzegovina
Tanggal 14 Desember 1995, pihak Serbia dan Bosnia – Kroasia melakukan perundingan di bawah pengawasan PBB dan mencapai kesepakatan perdamaian yang di sebut Perjanjian Dayton. Perjanjian Dayton di tandatangani oleh Presiden Serbia Slobodan Milosevic, Presiden Bosnia Alija Izetbegovic, dan pemimpin Kroasia Franjo Tudjman setelah melewati tiga pekan Negoisasi.

B. Konflik Nagorno – Karabakh
Perang akhirnya berakhir pada tahun 1994 dengan kemenangan kubu etnis Armenia, Namun persengketaan atas status Nagorno – Karabakh tetap berlanjut hingga sekarang karena belum mencapai titik temu atas solusi yang baik bagi kedua negara.

C. Konflik di Ukraina
Wilayah Ukraina Timur Khususnya daerah Donetsk dan Luhansk menjadi medan tempur . Hingga Akhir bulan september 2014, jumlah korban tewas akibat perang Donbass di laporkan sudah menembus angka 3.500 jiwa lebih. perang tersebut juga membuat lebih dari 1 juta penduduk Ukraina Timur menggungsi. Sementara itu, perang ini juga membuat hubungan antara Rusia dan negara – negara barat Pro Ukraina menegang, dan berakibat pada saling manjatuhkan sanksi ekonomi

2.6 Akhir Konflik Di Eropa
A. Konflik Bosnia dan Herzegovina
Pihak Serbia dan Bosnia – Kroasia melakukan perundingan di bawah pengawasan PBB dan mencapai kesepakatan perdamaian yang di sebut Perjanjian Dayton. Perjanjian Dayton di tandatangani oleh Presiden Serbia Slobodan Milosevic, Presiden Bosnia Alija Izetbegovic, dan pemimpin Kroasia Franjo Tudjman setelah melewati tiga pekan Negoisasi.

B. Konflik Nagorno – Karabakh
Persengketaan atas status Nagorno – Karabakh tetap berlanjut hingga sekarang karena belum mencapai titik temu atas solusi yang baik bagi kedua negara.

C. Konflik di Ukraina
Perang tersebut juga membuat lebih dari 1 juta penduduk Ukraina Timur menggungsi. Sementara itu, perang ini juga membuat hubungan antara Rusia dan negara – negara barat Pro Ukraina menegang, dan berakibat pada saling manjatuhkan sanksi ekonomi.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konflik etnis yang terjadi di Eropa Timur Dan Eropa Barat merupakan hasil dari prasangka antar etnis, dan benturan berbagai kepentingan. Konflik yang berawal dari perang saudara ini kemudian meluas menjadi konflik bersenjata internasional, dan melibatkan berbagai pihak. Konflik ini mengarah pada genosida, dengan indikasi adanya usaha yang dilakukan oleh pihak Serbia untuk menghapuskan etnis Bosnia yang mayoritas Muslim, dan mencegah terbentuknya negara Islam Bosnia.

Konflik juga terjadi karena adanya prasangka antar etnis, dan hubungan yang dibangun lebih berdasarkan pada unsur kepentingan ketimbang persaudaraan dan keyakinan sebagai suatu bangsa. Superioritas etnis jelas terlihat ketika etnis non muslim yang jadi mayoritas di Eropa, berusaha menghapuskan minoritas Muslim yang terkonsentrasi di Bosnia. Hal ini hampir menyerupai apa yang terjadi ketika Nazi Jerman melakukan genosida terhadap etnis Yahudi.

Walaupun awalnya mereka adalah satu kesatuan atau Negara tetangga dan satu benua, namun mereka tidak merasakan adanya kesamaan entitas yang mengikat mereka sebagai suatu bangsa. Perbedaan tetap dipelihara, yang akhirnya menjadi sumber konflik, bahkan pembantaian suatu etnis terhadap etnis lainnya. Konflik yang terjadi tidak sebatas konflik etnis domestik, tapi telah meluas menjadi konflik bersenjata internasional, dan menjadi perhatian dunia. Konflik ini adalah konflik terburuk semenjak berakhirnya Perang Dunia II.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa  hasil makalah ini belum lengkap dan masih jauh dari pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan  yang membangun  yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

Buku Cetak Sejarah Kelas XII Kurikulum 2013



Makalah Konflik Di Asia


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Sejarah ini dengan baik dan tepat waktu.

Tugas ini kami buat untuk memberikan  penjelasan Tentang Konflik Di Asia. Semoga Makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun  Makalah ini. Oleh karena itu,  kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

                                                                                   Paninggahan, 2 Februari 2019



                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN  
2.1 Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik Di Asia
2.2 Pihak Yang Terlibat Konflik Di Asia
2.3 Waktu dan Tempat Konflik Di Asia
2.4 Jalan Konflik Di Asia
2.5 Upaya Penyelesaian Konflik Di Asia
2.6 Akhir Konflik Di Asia

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sebuah konflik yang terjadi antar Negara tentunya tidak dapat dipungkiri. Apalagi pada awalnya dua atau lebih Negara yang berseteru tersebut berasal dari satu induk yang sama. Tentunya akan menimbulkan sebuah permasalahan yang rumit setelah adanya usaha pemisahan kekuasaan untuk mandiri atau yang lebih dikenal dengan kemerdekaan. Kita tahu bahwa kemerdekaan sebuah bangsa merupakan tujuan utama sebuah bangsa agar tidak berada di bawah kekuasaan bangsa lain.

Kebanyakan kasus perselisihan antar Negara ialah karena permasalahan batas wilayah. Di Indonesia sendiri juga sering terjadi masalah yang sedemikian rupa. Dimana permasalahan yang cukup sering ialah dengan Negara tetangga yakni Malaysia. Dimana bukan hanya permasalahan batas wilayah namun juga menjamah masalah yang cukup luas. Tidak luput pula permasalahan antara India-Pakistan ini.

Dalam kasus antara India-Pakistan yang berseteru dalam waktu yang panjang ini pada dasarnya ialah perebutan kekuasaan atas wilayah yang mana wilayah tersebut sangat kontroversial. Wilayah tersebut merupakan wilayah Kashmir. Hal tersebut diperkeruh dengan adanya tindakan pemimpin dari wilayah Kashmir yang bergabung dengan India. Dimana dari kedua Negara yakni India dan Pakistan memiliki basis tersendiri yang berkaitan dengan masalah agama. Masalah Kashmir sendiri bermula ketika masyarakat Muslim di India membangun Negara Pakistan yang lepas dari India yang didominasi Hindu(Kurniawan, 2013: 3).

Dalam permasalahan dua Negara ini kita nantinya harus bisa bercermin mengenai masalah toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Karena dari permasalahan ini kita bisa melihat kurangnya rasa toleransi pada kedua Negara yang lebih mementingkan egoisme masing-masing.Dalam kehidupan internasional, sebuah perselisihan bahkan peperangan antar Negara tentunya akan menjadi sorotan dunia. Karena meupakan sebuah permasalahan yang fatal jika tidak segera diatasi. Permasalahan yang demikian inilah yang nantinya akan membutuhkan lembaga internasional yang memberikan naungan kepada Negara-negara di dunia.

1.2 Rumusan Masalah
a)      Apa Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik Di Asia ?
b)      Siapa Saja Pihak Yang Terlibat Konflik Di Asia ?
c)      Kapan Waktu dan Tempat Konflik Di Asia ?
d)     Bagaimana Jalan Konflik Di Asia ?
e)      Apa Saja Upaya Penyelesaian Konflik Di Asia ?
f)       Bagaimana Akhir Konflik Di Asia ?

1.3 Tujuan Penulisan
a)      Kita Dapat Mengetahui Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik Di Asia.
b)      Kita Dapat Mengetahui Pihak Yang Terlibat Konflik Di Asia.
c)      Kita Dapat Mengetahui Waktu dan Tempat Konflik Di Asia.
d)     Kita Dapat Mengetahui Jalan Konflik Di Asia.
e)      Kita Dapat Mengetahui Upaya Penyelesaian Konflik Di Asia.
f)       Kita Dapat Mengetahui Akhir Konflik Di Asia.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sebab Terjadi / Latar Belakang Konflik Di Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia Tenggara
1. Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Konflik Indonesia dengan Malaysia ini berawal pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara , yang secara bersamaan memasukkan pulau Sipadan dan Ligitan dalam batas – batas wilayahnya.

2. Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
Konflik Laut China Selatan memanas pada 1947. Tiongkok, Malaysia, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Taiwan menjadi pihak yang bersengketa atas masalah ini. Akibat perebutan klaim wilayah atas Laut China Selatan berserta Kepulauan Spratly antara Tiongkok dan negara – negara lain yang bersengketa.

3. Konflik Thailand Dan Kamboja
Pada Bulan Juli 2008 Kuil Preah Vihear yang telah berumur 900 tahun di masukkan dalam daftar warisan Budaya Dunia (Word Heritage List) oleh UNESCO. hal ini disambut gembira oleh pemerintah Kamboja, namun memicu masalah di Thailand.

B. Konflik Di Asia Selatan
1. Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
Faktor yang melatarbelakangi persengketaan adalah faktor agama dimana terjadi konflik antara penduduk beragama islam dengan penduduk beragama Hindu.

2. Perang Saudara Di Sri Lanka
Sejak kemerdekaan, negara ini menghadapai konflik etnis internal yang terjadi antara mayoritas Sinhala dan Minoritas Tamil. dalam situasi pasca kemerdekaan, Tamin tergeser oleh dominasi mayoritas Sinhala dalam bidang pemerintahan dan kebijakan.

C. Konflik Di Asia Timur
1. Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
Korea Selatan bersikeras melakukan latihan militer di wilayah sengketa, sekitar puluhan kilometer dari pulau Yeonpyeong dan Korea Utara tanpa peringatan meluncurkan Roket ke arah Korea Selatan dan di balas kembali oleh Korea Selatan

2. Konflik Tiongkok Dan Jepang
Saat itu Menteri Dalam Negeri Jepang, Aritomo Yamagata, mengajukan permintaan resmi agar pulau di masukkan ke Jepang.Pada tahun 1969, PBB mengumumkan bahwa di Kepulauan Senkaku banyak Sumber Alam Mineral dengan nilai satu triliun dolar AS. Akibatnya, Pulau Senkaku menarik perhatian dunia, terutama Tiongkok.

2.2 Pihak Yang Terlibat Konflik Di Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia Tenggara
1. Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
        -
2. Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
       -
3. Konflik Thailand Dan Kamboja
ü  Marthy Natalegawa (Menlu Indonesia)
ü  Kasit Piromya (Menlu Thailand)
ü  Hor Namhong (Menlu Kamboja)
B. Konflik Di Asia Selatan
1. Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
ü  Vajpayee (Perdana Menteri India)
ü  Pervez Musharraf (Presiden Pakistan)
2. Perang Saudara Di Sri Lanka
ü  Velupillai  Prabhakaran (Pendiri dan Pemimpin Gerakan Pejuang Pembebasan Macan Tamil atau Liberation Tigers Of Tamil Eelam ( LTTE)
ü  Rajapakse (Presiden Sri Lanka)

C. Konflik Di Asia Timur
1. Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
ü  Kim Dae Jung (Presiden Korea Selatan)
2. Konflik Tiongkok Dan Jepang
ü  Aritomo Yamagata (Menteri Dalam Negeri Jepang)
2.3 Waktu dan Tempat Konflik Di Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia Tenggara
1. Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Konflik Indonesia dengan Malaysia ini berawal pada tahun 1967.

2. Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
Konflik Laut China Selatan memanas pada 1947.

3. Konflik Thailand Dan Kamboja
Baku tembak yang pecah antara tentara militer kedua negara terjadi pada tanggal 15 Oktober 2008 dan 3 April 2009 yang mengakibatkan jatuhnya korban dari kedua anggota militer.

B. Konflik Di Asia Selatan
1. Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
Perang awal berlansung 1947 – 1948.

2. Perang Saudara Di Sri Lanka
Pada Tahun 1970-an.

C. Konflik Di Asia Timur
1. Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
Perang Periode 1950 – 1953.

2. Konflik Tiongkok Dan Jepang
Pada 1997, di Laut Cina Timur terjadi baku hantam antara penjaga pantai Jepang dengan para demonstran dari Hongkong yang membawa dua puluh kapal berupaya untuk mencapai kepulauan Senkaku.

2.4 Jalan Konflik Di Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia Tenggara
Salah satu persoalan yang paling mendasar dan krusial yang dapat memicu konflik antarnegara adalah masalah perbatasan. Asia Tenggara merupakan area yang dalam konteks abad 20 ditenggarai sebagai salah satu pusaran konflik dunia. Berikut adalah contoh konflik yang terjadi di Asia Tenggara.

1. Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Konflik Sipadan dan Ligitan adalah persengketaan Indonesia dan Malaysia atas kepemilikan terhadap kedua pulau yang berada di Selat Makassar yaitu Pulau Sipadan (Luas : 50.000 Meter 2) dan Pulau Ligitan (Luas : 18.000 Meter2). Konflik Indonesia dengan Malaysia ini berawal pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara , yang secara bersamaan memasukkan pulau Sipadan dan Ligitan dalam batas – batas wilayahnya.

Pada pertemuan selanjutnya, tanggal 22 September 1969, keduanya menyetujui Memorandum Of Understanding (MoU) yang menetapkan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan dalam Status Quo yang bearti tidak boleh ditempati. diduduki maupun di manfaatkan baik oleh indonesia maupun malaysia. Akan tetapi Malaysia memanfaatkan kesempatan ini untuk membangun fasilitas pariwisata di kedua pulau tersebut.

Sikap Indonesia semula ingin membawa masalah ini melalui Dewan Tinggi ASEAN namun akhirnya sepakat untuk menyelesaikan sengketa ini melalui ICJ (Internasional Court Of Justice). Namun dalam sidang di Mahkamah Internasional pada tahun 2002, bukti – bukti yang diajukan Malaysia lebih memperkuat kedudukannya. bukti yang diajukan Malaysia adalah persyaratan bahwa sejak tahun 1971, Malaysia telah membuktikan pemberian perlindungan terhadap kedua wilayah tersebut seperti mengeluarkan perlindungan Penyu, adanya pembangunan mercusuar di Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan pada tahun 1962. Atas bukti tersebut akhirnya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan resmi menjadi milik Malaysia.

2. Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
Kepulauan Spratly dikelilingin oleh beberapa negara yaitu : Indonesia, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, Tionkok, Taiwan. dan Filipina. Kepulauan Spratly pada awalnya merupakan sebuah pulau yang tidak layak huni. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pulau ini berupa gugusan karang laut. Namun Klaim wilayah kepemilikan terhadap Kepulauan Spratly mulai bermunculan setelah banyak ditemukan potensi keuntungan sumber daya alam, seperti kandungan minyak yang melimpah. Selain itu, di Kepulauan Spratly terdapat pula kandungan gas alam dan mempunyai letak yang strategis keran berada di lintas layar dan perdaganggan antar negara.

Konflik Laut China Selatan memanas pada 1947. Tiongkok, Malaysia, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Taiwan menjadi pihak yang bersengketa atas masalah ini. Akibat perebutan klaim wilayah atas Laut China Selatan berserta Kepulauan Spratly antara Tiongkok dan negara – negara lain yang bersengketa, terjadi insiden antara Angkatan Laut China dan Angkatan Laut Vietnam pada sekitar tahun 1988 yang mengakibatkan putusnya hubungan diplomatik antara kedua negara tersebut.

Proses damai di Laut China Selatan yang di prakarsai ASEAN tidak hanya di mulai dari Pertemuan ASEAN Regional Forum (ARF) dari tahun ke tahun, tetapi juga dari prakarsa Indonesia sejak 1990-an melalui lokakarya Laut China Selatan sejak 1980-an. Hingga di sepakatilah Declaration On Conduct Of The Parties In South China Sea (DOC) antara Tiongkok dengan ASEAN di Kamboja, pada 4 November 2002. Namun pada saat ini, Upaya yang di lakukan ASEAN belum dapat menjadi Solusi bagi penyelesaian Konflik Laut China Selatan.

3. Konflik Thailand Dan Kamboja
Konflik antara Thailand dan Kamboja terjadi terkait kepemilikan Kuil Preah Vihear, yang termasuk daftar warisan sejarah Dunia oleh UNESCO. Kuil Abad XI, Preah Vihear, terletak di Antara distrik Choam Khsant di Provinsi PreahVihear, Kamboja dan Distrik Kantharalak di Provinsi Sisaket, Thailand.

Pada Bulan Juli 2008 Kuil Preah Vihear yang telah berumur 900 tahun di masukkan dalam daftar warisan Budaya Dunia (Word Heritage List) oleh UNESCO. hal ini disambut gembira oleh Pemerintah Kamboja, namun memicu masalah di Thailand. Akibatnya, terjadilah kontak senjata antara tentara militer Kamboja dengan Thailand di perbatasan dekat Kuil Preah Vihear yang menjadi jantung sengketa antara kedua negara. Baku tembak yang pecah antara tentara militer kedua negara terjadi pada tanggal 15 Oktober 2008 dan 3 April 2009 yang mengakibatkan jatuhnya korban dari kedua anggota militer.

Thailand kemudian meminta dewan keamanan (DK) PBB untuk mengerahkan pasukan pemelihara perdamaian PBB ke perbatasan itu, Akan tetapi PBB memutuskan akan mengadakan perundingan di New York yang akan di hadiri Menlu Thailand Kasit Piromya, Hun Sen, dan Menlu Marthy Natalegawa dari Indonesia sebagai ketua ASEAN pada 14 Februari 2011.

Pertemuan Trilateral antara Menlu Indonesia Marthy Natalegawa, Menlu Thailand Kasit Piromya dan Menlu Kamboja Hor Namhong memastikan untuk tetap menyelesaikan masalah konflik mereka dengan cara damai.

B. Konflik Di Asia Selatan
Kawasan Asia Selatan membentang mulai dari Afghanistan, memotong Pakistan, India, Nepal, Bhutan, Bangladesh, dan Sri Lanka, Negara – negara di wilayah tersebut menghadapi berbagai problema yang menyangkut Rasial – Etnis, Agama, Ekonomi yang pada akhirnya memengaruhi Stabilitas Politik Interns negara – negara di wilayah tersebut.

1. Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
Konflik India – Pakistan merupakan konflik yang sangat berpengaruh dan menggangu di Kawasan Asia Selatan di samping konflik – konflik lainnya, karena konflik tersebut melibatkan dua negara besar sekaligus dominan dalam SAARC (South Asian Associations Of Regional Cooperation). faktor yang melatarbelakangi persengketaan adalah faktor agama dimana terjadi konflik antara penduduk beragama islam dengan penduduk beragama Hindu.Pembagian wilayah Kashmir, masalah terorisme, dan nuklir juga menjadi persoalan lain antara india dan pakistan yang bersumber dari Aspek Agama.

Perebutan wilayah Kashmir menjadi konflik terlama yang dihadapi oleh kedua negara. Perselisihan atas wilayah Kashmir menyangkut persoalan agama dan politik. india di Dominasi oleh penganut agama hindu sementara Kashmir dan Pakistan didominasi oleh orang islam. konflik semakin kuat dengan munculnya kelompok militan Kashmir yang menentang segala keputusan pemerintah hindu india yang tidak berpihak pada rakyat Kashmir. Belasan kelompok Gerilyawan berjuang melawan pasukan di Kashmir wilayah India. mereka menghendaki kemerdekaan Kashmir dari india atau bergabung dengan Pakistan.

Pada Tanggal 5 Januari 2004, dimulainya usaha perdamaian yang dilakukan oleh Perdana Menteri Vajpayee dan Presiden Pakistan Pervez Musharraf yaitu berupa kesepakatan di antara kedua pemimpin untuk memulai dialog menyeluruh yang pada akhirnya akan menyelesaikan Konflik Kashmir. Namun, ketengangan antara India dan Pakistan kembali meruncing pada 27 Desember 2008 hingga sekarang.

2. Perang Saudara Di Sri Lanka
Sri Lanka merupakan bekas koloni inggris dan memperoleh kemerdekaan tahun 1948. Hampir  74% penduduk menganut Agama Hindu. Sejak kemerdekaan, negara ini menghadapai konflik etnis internal yang terjadi antara mayoritas Sinhala dan Minoritas Tamil. dalam situasi pasca kemerdekaan, Tamin tergeser oleh dominasi mayoritas Sinhala dalam bidang pemerintahan dan kebijakan.

Pada Tahun 1970-an, muncul pergerakan separatisme Tamil, salah satunya adalah gerakan Pejuang Pembebasan Macan Tamil atau Liberation Tigers Of Tamil Eelam ( LTTE) yang di pimpin oleh Velupillai  Prabhakaran. tujuan dari gerakan separatis ini adalah  untuk pembentukan sebuah negara merdeka. LTTE berkembang menjadi kelompok militer yang kuat dan memperburuk konflik. Konflik Etnis dan politik ini telah menewaskan puluhan ribu penduduk Sri Lanka dan hampir setengah juga di antaranya mengungsi, merusak bisnis, merusak kekayaan dalam skala masif dan menghabiskan banyak anggaran.

Situasi Berlansung hampir sepanjang 30 tahun hingga LTTE bersedia menyerah pada 17 Mei 2009 akibat keputusan mangakhiri operasi militer oleh Presiden Rajapakse.

C. Konflik Di Asia Timur
Asia Timur meupakan wilayah yang sejak lama penuh dengan dinamika dalam hal hubungan antarnegara didalamnya. Dibalik potensi ekonomi yang besar dan derasnya arus perdagangan di kawasan Asia Timur, ternyata kawasan ini memiliki tingkat kerawanan dalam hubungannya satu sama lain.

1. Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
Konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan terjadi sejak berakhirnya Perang Dunia II. Perang Dunia II yang merupakan persaingan antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat ternyata membawa dampak bagi Korea hingga saat ini.

Konflik antara keduanya disebebkan karena Korea Selatan bersikeras melakukan latihan militer di wilayah sengketa, sekitar puluhan kilometer dari pulau Yeonpyeong dan Korea Utara tanpa peringatan meluncurkan Roket ke arah Korea Selatan dan di balas kembali oleh Korea Selatan. Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih berperang karena perang periode 1950 – 1953 diakhiri dengan gancatan senjata bukan dengan perjanjian damai.

Ketika Presiden Korea Selatan, Kim Dae Jung mulai berkuasa pada tahun 1998 ia mengumumkan “Sunshine Policy”, sebuah kebijakan yang bertujuan meningkatkan interaksi antara kedua negara. akan tetapi pada November 2010 Korea Utara Terus melakukan terus melakukan uji coba Nuklir, dan peluncuran Artileri dari Korea Utara yang menyebabkan kematian dua warga sipil dan dua anggota militer Korea Selatan. Akibatnya, Konflik keduanya berlanjut hingga sekarang.

2. Konflik Tiongkok Dan Jepang
Konflik antara Tiongkok dan Jepang terjadi akibat perebutan Kepulauan Senkaku. Kepulauan Senkaku terdiri dari lima pulau, yang teridiri dari Pulau Uotsuri (Diaoyu Dao), Pulau Taisho (Chiwei Yu), Kubajima (Huangwei Yu), Pulai Kita Kojima (Bei Xiandao) dan Pulau Minami Kojima (Nan Xiaodo).

Pada awalnya, Kepulauan Senkaku adalah pulau tak bertuan dan tak berpenghuni . Pada Zaman Restorasi Meiji Tahun 1885, pemerintah Jepang melakukan Survei yang hasilnya, pulau tersebut tidak ada pemiliknya . saat itu Menteri Dalam Negeri Jepang, Aritomo Yamagata, mengajukan permintaan resmi agar pulau di masukkan ke Jepang.

Pada tahun 1969, PBB mengumumkan bahwa di Kepulauan Senkaku banyak Sumber Alam Mineral dengan nilai satu triliun dolar AS. Akibatnya, Pulau Senkaku menarik perhatian dunia, terutama Tiongkok. Sidang Keamanan PBB tanggal 20 Mei 1972 memutuskan Amerika Serikat mengembalikan Okinawa termasuk pulau Senkaku (Tiongkok menyebut pulau Diaoyu) kepada Jepang. Sejak lepas dari Amerika, hingga kini banyak kasus terjadi persengketaan antara Tiongkok dan Jepang. Tiongkok tak mengakui Kepulauan Senkaku milik jepang. Persengketaan internasional tak terhindari , muncul penembakan kapal laut antara kedua negara berulang kali.

2.5 Upaya Penyelesaian Konflik Di Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia Tenggara
1. Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Sikap Indonesia semula ingin membawa masalah ini melalui Dewan Tinggi ASEAN namun akhirnya sepakat untuk menyelesaikan sengketa ini melalui ICJ (Internasional Court Of Justice). Namun dalam sidang di Mahkamah Internasional pada tahun 2002, bukti – bukti yang diajukan Malaysia lebih memperkuat kedudukannya.

Malaysia telah membuktikan pemberian perlindungan terhadap kedua wilayah tersebut seperti mengeluarkan perlindungan Penyu, adanya pembangunan mercusuar di Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan pada tahun 1962. Atas bukti tersebut akhirnya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan resmi menjadi milik Malaysia.

2. Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
Proses damai di Laut China Selatan yang di prakarsai ASEAN tidak hanya di mulai dari Pertemuan ASEAN Regional Forum (ARF) dari tahun ke tahun, tetapi juga dari prakarsa Indonesia sejak 1990-an melalui lokakarya Laut China Selatan sejak 1980-an. Hingga di sepakatilah Declaration On Conduct Of The Parties In South China Sea (DOC) antara Tiongkok dengan ASEAN di Kamboja, pada 4 November 2002. Namun pada saat ini, Upaya yang di lakukan ASEAN belum dapat menjadi Solusi bagi penyelesaian Konflik Laut China Selatan.

3. Konflik Thailand Dan Kamboja
PBB memutuskan akan mengadakan perundingan di New York yang akan di hadiri Menlu Thailand Kasit Piromya, Hun Sen, dan Menlu Marthy Natalegawa dari Indonesia sebagai ketua ASEAN pada 14 Februari 2011.Pertemuan Trilateral antara Menlu Indonesia Marthy Natalegawa, Menlu Thailand Kasit Piromya dan Menlu Kamboja Hor Namhong memastikan untuk tetap menyelesaikan masalah konflik mereka dengan cara damai.

B. Konflik Di Asia Selatan
1. Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
Pada Tanggal 5 Januari 2004, dimulainya usaha perdamaian yang dilakukan oleh Perdana Menteri Vajpayee dan Presiden Pakistan Pervez Musharraf yaitu berupa kesepakatan di antara kedua pemimpin untuk memulai dialog menyeluruh yang pada akhirnya akan menyelesaikan Konflik Kashmir. Namun, ketengangan antara India dan Pakistan kembali meruncing pada 27 Desember 2008 hingga sekarang.

2. Perang Saudara Di Sri Lanka
Situasi Berlansung hampir sepanjang 30 tahun hingga LTTE bersedia menyerah pada 17 Mei 2009 akibat keputusan mangakhiri operasi militer oleh Presiden Rajapakse.

C. Konflik Di Asia Timur
1. Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
Ketika Presiden Korea Selatan, Kim Dae Jung mulai berkuasa pada tahun 1998 ia mengumumkan “Sunshine Policy”, sebuah kebijakan yang bertujuan meningkatkan interaksi antara kedua negara. akan tetapi pada November 2010 Korea Utara Terus melakukan terus melakukan uji coba Nuklir, dan peluncuran Artileri dari Korea Utara yang menyebabkan kematian dua warga sipil dan dua anggota militer Korea Selatan. Akibatnya, Konflik keduanya berlanjut hingga sekarang.

2. Konflik Tiongkok Dan Jepang
Sidang Keamanan PBB tanggal 20 Mei 1972 memutuskan Amerika Serikat mengembalikan Okinawa termasuk pulau Senkaku (Tiongkok menyebut pulau Diaoyu) kepada Jepang. Sejak lepas dari Amerika, hingga kini banyak kasus terjadi persengketaan antara Tiongkok dan Jepang. Tiongkok tak mengakui Kepulauan Senkaku milik jepang. Persengketaan internasional tak terhindari , muncul penembakan kapal laut antara kedua negara berulang kali.

2.6 Akhir Konflik Di Asia
A. Konflik Perbatasan Di Asia Tenggara
1. Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan
Malaysia telah membuktikan pemberian perlindungan terhadap kedua wilayah tersebut seperti mengeluarkan perlindungan Penyu, adanya pembangunan mercusuar di Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan pada tahun 1962. Atas bukti tersebut akhirnya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan resmi menjadi milik Malaysia.

2. Konflik Laut China Selatan Dan Kepulauan Spratly
Hingga di sepakatilah Declaration On Conduct Of The Parties In South China Sea (DOC) antara Tiongkok dengan ASEAN di Kamboja, pada 4 November 2002. Namun pada saat ini, Upaya yang di lakukan ASEAN belum dapat menjadi Solusi bagi penyelesaian Konflik Laut China Selatan.

3. Konflik Thailand Dan Kamboja
Trilateral antara Menlu Indonesia Marthy Natalegawa, Menlu Thailand Kasit Piromya dan Menlu Kamboja Hor Namhong memastikan untuk tetap menyelesaikan masalah konflik mereka dengan cara damai.

B. Konflik Di Asia Selatan
1. Konflik Kashmir Antara India dan Pakistan
Dimulainya usaha perdamaian yang dilakukan oleh Perdana Menteri Vajpayee dan Presiden Pakistan Pervez Musharraf yaitu berupa kesepakatan di antara kedua pemimpin untuk memulai dialog menyeluruh yang pada akhirnya akan menyelesaikan Konflik Kashmir. Namun, ketengangan antara India dan Pakistan kembali meruncing pada 27 Desember 2008 hingga sekarang.

2. Perang Saudara Di Sri Lanka
LTTE bersedia menyerah pada 17 Mei 2009 akibat keputusan mangakhiri operasi militer oleh Presiden Rajapakse.

C. Konflik Di Asia Timur
1. Konflik Korea Utara Dan Korea Selatan
Akan tetapi pada November 2010 Korea Utara Terus melakukan terus melakukan uji coba Nuklir, dan peluncuran Artileri dari Korea Utara yang menyebabkan kematian dua warga sipil dan dua anggota militer Korea Selatan. Akibatnya, Konflik keduanya berlanjut hingga sekarang.

2. Konflik Tiongkok Dan Jepang
Sejak lepas dari Amerika, hingga kini banyak kasus terjadi persengketaan antara Tiongkok dan Jepang. Tiongkok tak mengakui Kepulauan Senkaku milik jepang. Persengketaan internasional tak terhindari , muncul penembakan kapal laut antara kedua negara berulang kali.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inti dari permasalahan India-Pakistan adalah masalah Kashmir yang bermula karena masalah agama. Yakni pertentangan antara agama minoritas melawan agama mayoritas yang kemudian merambah pada masalah politik kepetingan. Dalam hal masalah kepentingan, kedua Negara tidak bisa menahan egoisme mereka masing-masing sehingga menimbulkan peperangan. Selain masalah agama, konflik ini juga berkaitan dengan masalah geopolitik. Berkaitan dengan letak Kashmir yang sangat strategis dan oleh India maupun Pakistan dianggap sangat berperan penting bagi kehidupan Negara.

Peperangan atau perseteruan antara India-Pakistan bukanlah terjadi pada waktu yang singkat, melainkan terjadi pada waktu yang cukup lama. Dari tahun 1947-1999. Bahkan bisa dikatakan akar dari permasalahan itu sudah ada sejak sebelum tahun 1947.Banyak jalan yang dilakukan oleh PBB baik jalan diplomatis maupun membuat basis pertahanan militer. Namun yang terjadi ialah nihil tanpa hasil.

Hal tersebut terjadi karena masing-masing Negara yakni India-Pakistan bersikeras untuk menguasai Kashmir yang menurut mereka adalah bagian penting dari wilayah kekuasaan negaranya. Selain PBB yang juga ingin membantu menyelsaikan permasalahan antara India-Pakistan juga ada SAARC yang beranggotakan Negara-negara di Asia Selatan. Dimana organisasi ini memiliki agenda yang penting yakni menyelesaikan permasalahan India-Pakistan dengan jalan Damai meskipun pada akhirnya usaha yang dilakukan tidak membuahkan hasil.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa  hasil makalah ini belum lengkap dan masih jauh dari pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan  yang membangun  yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.



DAFTAR PUSTAKA

Aftah, Chairul. 2005.  Studi Tentang Posisi Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan. Jurnal Sosial-Politika, (6): 15, (Online),
Alhayyan, Riadhi. Sengketa perbatasan Wilayah Kashmir Dalam Perspektif Hukum Internasional. Skripsi tidak diterbitkan. Sumatera Utara: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, (Online),
Bowers, Paul. 2004. Kashmir, (Online),
Dewi, I.M. 2006. Dilema Masalah Kashmir Dalam Kerangka Hubungan India-Pakistan. Mozaik, (1): 5, (Online),
Indurthy, Rathnam. Kashmir Between India and Pakistan: An Intractable Conflict, 1947 to Present, (Online),
Kurniawan, Heri. 2013. Konflik India-Pakistan Pasca kemerdekaan (Studi Kasus Kashmir 1947-2012 M). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga, (Online),
Mashad, Durorudin. Komoditi Politik & Konflik antar Elite Problema Kashmir dalam Politik India-Pakistan, (Online), (http://pustaka2.ristek.go.id/), diakses tanggal 24 September 2013.
Sihbudi, R.M. Minoritas Muslim di India dan Cina: Dimensi Internasional Problematika Minoritas Muslim di India, (http://pustaka2.ristek.go.id/), diakses tanggal 24 September 2013.
Suwarno. 2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta: Ombak.
Wikipedia.tahun berapa. Perang dan Konflik India-Pakistan, (Online),


Makalah Tentang Perdagangan Internasional

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami d...